REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengingatkan hotel dan pelaku usaha pariwisata lainnya untuk tetap disiplin menerapkan protokol CHSE, sehingga wisatawan bisa merasa aman dan nyaman saat berwisata ke Pulau Dewata.
"Hotel harus tetap disiplin protokol CHSE yakni menyangkut kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. Jangan terjebak euforia karena kasus Covid-19 melandai," kata Tjok Pemayun di Denpasar, Rabu (11/5/2022).
Pihaknya mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan pihak hotel maupun penyedia akomodasi wisata lainnya selama libur Lebaran beberapa waktu lalu, yang tetap menerapkan protokol CHSE. Hingga saat ini, ujar Tjok Pemayun, 1.400-an hotel di Bali sudah mengantongi sertifikat CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) maupun dari Pemerintah Provinsi Bali.
Pemerintah Provinsi Bali juga mengeluarkan Sertifikat Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata, yang penilaian atau verifikasinya juga mencakup CHSE. Untuk mendapatkan sertifikat ini, pelaku usaha pariwisata tidak dipungut biaya.
"Sebelum Lebaran, kami pun sudah berkoordinasi dengan teman-teman di kabupaten/kota dan industri pariwisata agar mengawasi pelaksanaan Lebaran tahun ini," ucapnya.
Tjok Pemayun mengharapkan praktik yang sudah baik dilakukan oleh industri pariwisata pada saat libur Lebaran, juga dilanjutkan dalam menyambut libur kenaikan kelas anak-anak sekolah. "Saat libur Lebaran, rata-rata kenaikan okupansi hotel sekitar 30-40 persen. Bahkan untuk hotel-hotel di kawasan Sanur, Kuta dan Ubud, sampai cukup susah untuk mencari kamar," ujarnya.
Wisatawan domestik yang datang ke Bali pada musim libur Lebaran, menurut dia, didominasi dari DKI Jakarta, kemudian disusul dari Jawa Timur. Ia memprediksi, pada saat libur sekolah mulai Juni mendatang, jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Bali bisa lebih tinggi 20 persen dibandingkan saat libur Lebaran.