Kamis 12 May 2022 10:07 WIB

BPBD DKI Siapkan Air Baku dari Waduk Antisipasi Krisis Air

BPBD DKI Jakarta menyiapkan air baku dari waduk antisipasi krisis air saat kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji. BPBD DKI Jakarta menyiapkan air baku dari waduk antisipasi krisis air saat kemarau.
Foto: Dok Pemkot Jaksel
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji. BPBD DKI Jakarta menyiapkan air baku dari waduk antisipasi krisis air saat kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan air baku dari sejumlah waduk untuk mengantisipasi krisis air bersih saat memasuki musim kemarau.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk Dinas Sumber Daya Air (SDA) dalam menyiapkan mobil untuk mendistribusikan air bersih.

Baca Juga

"Pembangunan waduk juga untuk menyiapkan air baku, seperti dari Setu Babakan, Lebak Bulus, dan Mangga Bolong," kata Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Isnawa menjelaskan, BPBD telah membentuk tim khusus yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan jika kekeringan tersebut berdampak langsung terhadap aktivitas masyarakat.

Menurut dia, sumur resapan yang telah dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bertujuan mengurangi debit air berlebih saat musim hujan. Namun juga untuk persediaan air saat kemarau.

Karena itu, BPBD mengimbau masyarakat menghemat penggunaan air bersih, seperti mematikan keran jika tidak dipakai serta bijak dalam penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga.

"Juga memastikan tidak adanya kebocoran pada peralatan pipa, kran dan penampungan serta berupaya menampung air hujan," kata dia.

BPBD DKI telah pula memetakan daerah yang berpotensi terjadi krisis air bersih. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, memang belum mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis untuk wilayah yang lebih spesifik di Jakarta.

Namun jika merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan BMKG pada 2019, ada 15 kecamatan yang masuk ke dalam daerah rawan terjadi kekeringan.

Yakni di Jakarta Pusat meliputi Menteng, Gambir, Kemayoran dan Tanah Abang. Kemudian di Jakarta Utara (Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading dan Penjaringan). Selain itu, Jakarta Selatan (Tebet, Pasar Minggu, Setiabudi) dan Jakarta Timur (Makasar, Pulogadung, Cipayung).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement