REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Eksekutif US Campaign for Palestinian Rights Ahmad Abuznaid mengatakan dorongan pemerintah Amerika Serikat (AS) pada penyelidikan pembunuhan jurnalis Al Jazirah Shireen Abu Akleh hanya "gestur kosong". Militer Israel membunuh Abu Akleh saat meliput serbuan ke Kota Jenin, Tepi Barat.
"Anda tidak bisa meminta pemerintah Israel untuk menyelidiki diri mereka sendiri ketika mereka telah melanggar hak asasi manusia selama 70 tahun lebih dan mengharapkan mereka memberikan hasil yang berbeda dari yang mereka berikan selama puluhan tahun ini," kata Abuznaid pada Aljazirah, Rabu (11/5/2022).
"Masyarakat internasional telah melihat kekejaman ini lagi dan lagi, entah itu terekam dalam siaran langsung atau tidak dan kami tidak pernah melihat pertanggung jawaban," tambahnya.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak ada prioritas yang lebih tinggi dari keamanan dan keselamatan warga AS di luar negeri. Abu Akleh merupakan warga Palestina-Amerika. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price segera mengecam pembunuhan tersebut.
Tapi mengatakan Washington tidak akan menggelar penyelidikan dan mendorong penyelidikan independen. "Israel memiliki sarana, dan kemampuan untuk menggelar penyelidikan menyeluruh dan komprehensif," kata Price dalam konferensi pers.
Price mengatakan Washington harus menghormati peninggalan Abu Akleh dengan menuntut pertanggung jawaban. "Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen harus diadili sesuai hukum yang berlaku," kata Price.
Namun aktivis Palestina mengatakan insiden sebelumnya menunjukkan sangat jarang ada pertanggung jawaban ketika Israel menyelidiki pasukannya sendiri. Walaupun sejumlah saksi mata mengatakan Abu Akleh ditembak mati pasukan Israel. Tapi pemerintah Israel tetap melempar tanggung jawab ke Palestina.
"Sejarah dan tindakan telah menunjukkan Israel tidak bisa dipercaya untuk melakukan penyelidikan kejahatan perang mereka dan pelanggaran hak asasi mereka sendiri," kata direktur hukum American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC) Abed Ayoub.
"Kami menuntut penyelidikan independen, bebas dari tekanan politik dan pengaruh dari kepentingan Israel dan Amerika," tambahnya.