REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan negaranya dan Uni Eropa sepakat untuk melanjutkan kerja sama mereka dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina saat konflik masih berlangsung dan sanksi terhadap Moskow semakin ketat.
Hal ini disampaikan Kishida dalam konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Tokyo. Mereka mengatakan akan terus membahas cara untuk memaksimalkan kemitraan dalam mengatasi Rusia di bidang-bidang seperti energi.
"Kami menyambut meningkatnya sikap tegas Jepang menghadapi Rusia," kata von der Leyen di awal pertemuan, Kamis (12/5).
Tokyo bergabung dengan Uni Eropa dan negara-negara kaya Group of Seven (G7) dalam memberikan sanksi dagang pada Rusia. Sanksi yang diterapkan atas serangan yang Moskow sebut "operasi militer khusus" itu merusak kemampuan Rusia mengekspor minyak dan gasnya.
Namun pasokan energi Jepang sangat mengandalkan ekspor termasuk dari Rusia. Pekan lalu Kishida mengatakan Jepang akan "secara prinsipil" melarang minyak Rusia tapi enggan memutus sejumlah proyek lainnya.
Tahun lalu karena pandemi virus korona pertemuan tiga pejabat tinggi itu digelar secara virtual. Tahun ini pertemuan digelar di Tokyo. Von der Leyen akan meninggalkan Jepang pada Kamis sore sementara Michel akan mengunjungi Hiroshima dan pulang pada akhir pekan.