Indonesia Kutuk Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera
Rep: Fergi Nadira/ Red: Fernan Rahadi
Warga Palestina menyiapkan poster bergambar jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh dan berbahasa Arab bertuliskan, Shireen, nadi Palestina, di kantor saluran Al Jazeera, di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. | Foto: AP/Nasser Nasser
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia mengecam keras pembunuhan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh oleh Israel di Kamp Pengungsi Jenin, Rabu (21/5/2022). Kementerian Luar Negeri RI mendesak penyelidikan atas pembunuhan Akleh yang tengah meliput itu.
"Indonesia mengecam sangat keras pembunuhan oleh Israel terhadap koresponden Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di Tepi Barat yang diduduki, " ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam press briefing secara hibrida di Kemenlu, Kamis (12/5/2022).
Faizasyah mengatakan, Indonesia mendesak untuk dilakukan penyelidikan dan investigasi transparan mengenai pembunuhan ini.
"Indonesia menegaskan pentingnya solusi untuk kegiatan Israel di Tepi Barat. Sebab kami yakin aktivitas jurnalis sudah resmi di atur di Tepi Barat," ujar Faizasyah.
Abu Akleh meinggal dunja ditembak tept di kepala oleh pasukan Israel. Saat meliput, Abu Akleh sudah mengenakan rompi dan helm yang menandai bahwa dia adalah jurnalis.
Israel membantah pasukannya bertanggung jawab atas tewasnya jurnalis yang telah bergabung dengan Al Jazeera sejak 1997 tersebut. Israel justru menuding militan Palestina yang menembak Abu Akleh.
Militer Israel mengatakan, personel mereka lebih dulu ditembak menggunakan senjata berat dan bahan peledak saat tengah melaksanakan operasi di Jenin. Merespons hal tersebut, pasukan Israel balas menyerang namun membantah bertanggung jawab. Meskipun demikian, militer Israel menyatakan akan tetap menyelidiki insiden tersebut.