REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 74 rumah warga Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami kerusakan yang disebabkan oleh hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (11/5/2022) pukul 15.00 waktu setempat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Langkat mencatat, sebanyak 21 unit rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang, dan 32 rumah rusak ringan.
"Terdapat tiga kecamatan terdampak akibat peristiwa ini, antara lain Kecamatan Padang Tulang (Desa Tebing Tanjung Selamat dan Tanjung Putus), Kecamatan Wampu (Desa Mekar Jaya, Kelurahan Bingei) dan Kecamatan Hinai (Desa Perkebunan Tanjung Beringin dan Paya Rengas)," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Kamis (12/5/2022).
Selain kerusakan rumah, dia melanjutkan, pantauan visual di lapangan juga menunjukan terdapat beberapa pohon tumbang yang menutupi akses transportasi warga setempat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Langkat melakukan assessment lebih lanjut di lokasi terdampak serta mendirikan posko siaga bencana untuk mendukung pemenuhan kebutuhan warga terdampak.
BPBD dan tim gabungan turut mempersiapkan upaya pembersihan material reruntuhan rumah dan berkoordinasi dengan lintas lembaga setempat untuk mendukung percepatan rekonstruksi rumah warga. Ia juga mengutip Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengeluarkan prakiraan cuaca harian untuk Provinsi Sumatera Utara pada didominasi cuaca berawan, berawan tebal, dan hujan ringan pada 12 Mei 2022 serta cuaca cerah, cerah berawan dan hujan ringan pada 13 Mei 2022.
Kajian inaRisk juga menunjukan Langkat memiliki potensi bahaya cuaca ekstrem pada tingkat sedang hingga tinggi. BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya cuaca ekstrem terlebih dengan adanya peralihan musim (dari musim hujan ke musim panas maupun sebaliknya) yang dapat menimbulkan fenomena angin kencang atau angin puting beliung.
"Perangkat daerah setempat dapat melakukan pemotongan dahan, ranting maupun material pohon yang rimbun untuk meminimalisir potensi pohon tumbang," ujarnya.
Masyarakat juga dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui potensi bencana yang ada di sekitar tempat tinggal melalui inaRisk.