Peternak Minta Penanganan Wabah PMK Tuntas Sebelum Idul Adha
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Dokter hewan memeriksa kesehatan hewan sapi di salah satu lokasi peternakan di Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pemeriksaan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) setempat itu guna mencegah penyebaran wabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang sudah merebak di sejumlah daerah. | Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemilik peternakan sapi di Kecamatan Pakal, Surabaya, Suyatno berharap pemerintah bisa segera mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ribuan hewan ternak di sejumlah daerah di Jawa Timur. Apalagi, kata dia, dua bulan ke depan sudah masuk momen perayaan Hari Raya Idul Adha. Ia khawatir, wabah PMK di Jatim bisa menurunkan penjualan hewan ternak di Surabaya.
"Kami berharap menjelang momen Hari Raya Idul Adha, pemerintah bisa memastikan hewan ternak yang berada di Jawa Timur dalam kondisi sehat," ujarnya, Kamis (12/5/2022).
Ia pun mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang menerjunkan dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) untuk memeriksa kesehatan hewan di Kota Pahlawan. Menurutnya ini penting untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang khendak membeli daging ataupun hewan ternak di Kota Surabaya.
"Khususnya di tempat saya, tidak ditemukan penyakit yang berbahaya seperti wabah PMK dan dipastikan hewan ternak saya sehat semua," ujarnya.
Dokter hewan dari DKPP Kota Surabaya, Rizal Maulana Ishaq memastikan, pihaknya bakal terus memeriksa kesehatan hewan ternak yang tersebar di Kota Pahlawan. Para peternak baik itu kambing atau domba dan sapi yang sudah terdata resmi secara bertahap akan dilakukan pemeriksaan secara bergiliran.
Total jumlah populasi kambing atau domba di Kota Pahlawan ada sebanyak 1.500 ekor. Sedangkan populasi sapi sebanyak 350 ekor. Rizal juga mengingatkan, PMK bukan penyakit yang dapat menyebar ke manusia. Ia juga memastikan, daging hewan yang terserang PMK tetap aman dikonsumsi.
"PMK sama sekali bukan penyakit zoonosis dan tidak menular kepada manusia. Maka masyarakat dipersilahkan untuk makan daging dan dipastikan aman," ujarnya.