REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ABM Investama Tbk menyiapkan belanja modal sebesar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun. Adapun belanja modal ini digunakan untuk membeli alat berat dan alat pendukung perusahaan.
Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan pada tahun ini perusahaan akan mengoptimalkan sinergi, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, dan menambah cadangan batu bara.
"Capex kita tahun ini diperkirakan akan berada sekitar 200 juta dolar AS. Capex itu hanya untuk alat berat dan supporting equipment,” ujarnya saat paparan publik ABM Investama, Rabu (11/5/2022).
Menurutnya berapa besar volume yang bisa dihasilkan oleh tambang-tambang baru ini juga sangat berbeda ada tambang yang sudah beroperasi, tetap beroperasi. Hal ini bisa memberikan kontribusi volume pada tahun yang sama.
“Sedangkan ada juga tambang yang masih membutuhkan perbaikan infrastruktur satu sampai dua tahun ke depan, sehingga baru bisa memberikan tambahan value kepada perusahaan. Jadi belum tentu bisa masuk tapi kita coba kalau bisa adalah tambang yang sudah beroperasi sehingga bisa memberikan added value immediately di tengah harga batu bara yang sedang tinggi dua tahun kedepan ini,” ucapnya.
Dari sisi dividen, pemegang saham ABM Investama menyepakati pembagian dividen 50 juta dolar AS atau Rp 735 miliar dari laba tahun buku 2021. Keputusan ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyepakati penggunaan laba bersih ABMM tahun buku 2021 tiga tujuan utama, salah satunya untuk dibagikan sebagai dividen.
“(Informasi) Pembagian dividen akan disampaikan lebih lanjut, tapi diperkirakan pada 30 Juni didistribusikan atau dilaksanakan,” kata Adrian.
Mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, ABMM membukukan pendapatan 1,02 miliar dolar AS pada 2021 atau naik 68,51 persen dibanding realisasi pendapatan ABMM pada 2020 sebesar 606,40 juta dolar AS.
Dari hasil pendapatan itu, ABMM mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar 148,00 juta dolar AS pada 2021. Posisi tersebut berbalik dari tahun sebelumnya.
Pada 2020, ABMM membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih 35,65 juta dolar AS. Selain dibagikan sebagai dividen, RUPS ABMM juga menyepakati penggunaan laba bersih digunakan dua alokasi lain. Adrian bilang, sebanyak 100 ribu dolar AS dari laba bersih lainnya ditetapkan sebagai dana cadangan.
“Kemudian sisa labanya akan digunakan pengembangan kegiatan usaha perusahaan,” ucapnya.