REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil memastikan belum ada kasus hepatitis akut misterius yang terkonfirmasi di Jawa Barat. Menurut Ridwan menginfirmasi kasus hepatitis akut sangatlah rumit.
"Saya belum ada laporan. Per kemaren, makanya saya bikin postingan belum ada kasus. Karena hepatitis akut itu ngecek laboratoriumnya itu rumit. Menuju terduganya mungkin iya, tapi mengkonfirmasi itu kategori yang sama belum ada," kata Ridwan dalam Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak di Alun-Alun Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (12/5/2022).
Ia pun mengimbau kepada masyarakat Jawa Barat agar tidak panik dan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak tertular. Menurutnya, untuk pencegahan hepatitis yang menular, kuncinya adalah hidup sehat.
"Solusinya cuma satu, karena hepatitis menular maka prokes kesehatan, prokes Covid-19 ditambah hepatitis yaitu jangan tukeran alat makan kan begitu," tutur Ridwan.
"Hindari interaksi berlebihan dengan orang sakit, terus kualitas higienis rumah mempengaruhi potensi,"sambungnya.
Meskipun hingga saat ini sumber terjaringnya dari Hepatitis masih belum dapat diketahui, Kang Emil mengungkapkan bahwa saat ini Pemprov Jabar sudah menyediakan dua Laboratorium yakni di RSHS Bandung dan Labkesda Jawa Barat.
“Nah labnya sudah kita sediakan, per kemarin belum ada laporan karena untuk konfirmasi tipe yang itu tidak se-sederhana mengetes pakai PCR. Sudah ada dua satu di RSHS dan satu lagi di Labkesda Jabar,” ungkapnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga kini, total laporan, kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia sudah menjadi 18 kasus. Sembilan diantaranya masih pending klasifikasi dan 7 tidak masuk kriteria karena bukan hepatitis akut.