REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua membantu usaha minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) guna peningkatan perekonomian masyarakat di Negeri Wotay Kecamatan Teon Nila Serua Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
General Manager PLN UIP Maluku Papua, Sukahar mengatakan, PLN mendukung potensi alam sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat dengan memberikan bantuan peralatan pengolahan kelapa terpadu. "Bantuan yang diberikan berupa renovasi rumah produksi, penambahan peralatan seperti mesin fermentasi VCO, hingga pengadaan pengemasan," kata Sukahar dalam pernyataan pers di Ambon, Kamis (12/5/2022).
Dukungan tersebut, lanjutnya, merupakan wujud kepedulian dan peran serta PLN dalam mendorong pertumbuhan usaha agrikultur. "Melihat potensi kelapa yang berlimpah kami berharap program PLN Peduli mampu meningkatkan kesejahteraan, serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar dalam memproduksi VCO dengan skala yang lebih besar," katanya.
Ketua Kelompok Wotay Coconut, Balto Xavry Riupassa, menyatakan, bantuan ini memungkinkan pihaknya untuk membuat produk turunan kelapa lainnya. "Kelapa di Negeri Wotay memiliki kualitas yang sesuai untuk pembuatan produk turunan kelapa lainnya. Minyak kelapa bisa diproduksi juga menjadi minyak kesehatan hingga sabun VCO," ujar Balto.
Ia menjelaskan, produk kelompok masyarakat Wotay cukup dikenal, bahkan tidak jarang dijadikan buah tangan khas dari Negeri Wotay. "VCO yang kami buat dapat dikonsumsi orang dengan gangguan kolesterol, hipertensi, diabetes, jantung, hingga gangguan lambung," kata Balto.
Pihaknya berharap, bantuan yang diberikan dapat berlanjut pada pengurusan ijin edar dari BPOM, sertifikat halal hingga hak paten merek produk, agar produk VCO yang dihasilkan dapat dipasarkan secara meluas serta menjadi produk unggulan di Maluku. "Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN, karena bantuan yang diberikan merupakan motor penggerak bagi perekonomian masyarakat yakni meningkatkan pendapatan petani komoditas kelapa Wotay," kata Balto.