Seniman Lokal dan Mancanegara Bakal Meriahkan JCC 2022
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wisatawan berjalan di kawasan Teras Malioboro 2, Danurejan, Yogyakarta, Rabu (9/3/2022). | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah/aww.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jogja Cross Culture (JCC) akan kembali digelar di 2022 ini. Mengangkat tema 'Sulih, Pulih, Luwih', JCC digelar pada 14-15 Mei di Teras Malioboro II.
Berbagai seniman baik lokal maupun mancanegara akan memeriahkan pergelaran tersebut. Mulai dari Agung Gunawan, Sagitama, Erson Padapiran, Sabina Tisa, I Ketut Rina, Deden Bulenk, Boedhi Pramono, Tony Yap dari Australia dan Cristina Duque dari Ekuador.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, JCC digelar bukan hanya sebatas pertunjukan. Namun, JCC digelar dengan bertujuan untuk memperkenalkan karya seni lintas budaya.
Pasalnya, dalam pergelaran JCC ini juga melibatkan masyarakat. Heroe menuturkan, dalam pergelaran JCC ada proses untuk menciptakan karya seni dengan kolaborasi antar seniman dan masyarakat.
"Jadi nanti akan tercipta titik temu seniman punya ruang untuk berkarya dan tampil, sementara masyarakat bisa teredukasi terkait perkembangan seni budaya," kata Heroe di Teras Malioboro II, Kamis (12/5) malam.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengatakan, JCC diharapkan sebagai bangkitnya gelaran seni budaya. Hal ini tidak hanya kegiatan seni untuk seniman Kota Yogyakarta, namun secara menyeluruh dengan semakin banyaknya kesempatan bagi seniman untuk menampilkan karyanya.
Pasalnya, JCC sudah dua tahun tidak digelar karena kondisi pandemi Covid-19. JCC sendiri pertama kali digelar pada 2019, namun kegiatan yang seharusnya rutin tiap tahun ini tidak dapat digelar pada 2020 dan 2021 mengingat adanya pandemi.
Seni yang ditampilkan dari kolaborasi antara seniman dengan masyarakat, katanya, merupakan hasil dari proses penciptaan karya yang menandakan perkembangan seni budaya yang positif.
"Makin banyak gelaran seni budaya, maka makin terbuka kesempatan bagi seniman untuk tampil, salah satunya ya di JCC ini," kata Yetti.
Program Director JCC, RM Altiyanto Henryawan mengatakan, JCC di 2022 ini merupakan momentum untuk memanfaatkan kembali ruang-ruang publik sebagai panggung karya para seniman dari berbagai latar belakang. JCC, katanya, akan menyajikan keragaman seni mulai dari klasik hingga kontemporer.
"Kolaborasi yang dilakukan juga tidak hanya antar seniman saja, tapi gandeng gendongnya itu 5K yang meliputi kota, kampung, komunitas, korporat, dan kampus," kata Altiyanto.
Ia menyebut, JCC tahun ini mengangkat konsep budaya urban dengan segala dinamika khas Malioboro. Kawasan Jalan Malioboro, lanjutnya, merupakan potret dari perkembangan seni budaya di Yogyakarta dari masa ke masa.
"Banyak seniman besar lahir dan tumbuh dari Malioboro, banyak karya hebat yang menempatkan Malioboro sebagai sumber inspirasinya," ujarnya.
Menyesuaikan dengan kondisi yang masih pandemi, JCC 2022 akan diselenggarakan secara hybrid yakni memadukan antara luring dan daring. Pada hari pertama gelaran JCC, akan ada penampilan street art oleh seniman muda Yogyakarta yang berasal dari berbagai latar belakang bidang seni.
Sementara itu, acara puncak yakni pada 15 Mei akan ada penampilan dari 14 kemantren. Termasuk penampilan dari kolaborasi flashmob tari kecak antara PKL Malioboro dan siswa SMK, serta pertunjukan kolaborasi seniman lokal dengan seniman mancanegara.