Jumat 13 May 2022 08:44 WIB

Gubernur BI Sebut Tiga Solusi Tantangan Digitalisasi UMKM

Gubernur BI menyatakan digitalisasi jadi game changer akses keuangan lebih inklusif

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menekankan bahwa digitalisasi merupakan game changer untuk membangun akses keuangan yang lebih inklusif. Transformasi digital merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan akses keuangan yang menjangkau kaum perempuan, kaum muda, dan UMKM. Bank Dunia mencatat 1,7 miliar orang di dunia masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar.
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menekankan bahwa digitalisasi merupakan game changer untuk membangun akses keuangan yang lebih inklusif. Transformasi digital merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan akses keuangan yang menjangkau kaum perempuan, kaum muda, dan UMKM. Bank Dunia mencatat 1,7 miliar orang di dunia masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan akses keuangan yang menjangkau kaum perempuan, kaum muda, dan UMKM. Bank Dunia mencatat, 1,7 miliar orang di dunia masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar.

Hal itu disebabkan masih minimnya literasi, keterbatasan pada infrastruktur, persepsi tidak dibutuhkannya pembiayaan, informasi yang asimetris, masalah kepemilikan dokumen legal hingga keamanan siber. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menekankan, digitalisasi merupakan game changer untuk membangun akses keuangan lebih inklusif.

Gubernur Perry menyampaikan, terdapat tiga langkah penting untuk mengatasi tantangan UMKM berupa keterbatasan kemampuan ekonomi, literasi keuangan, dan akses infrastruktur digital. Langkah pertama melalui pemberdayaan ekonomi, termasuk bagi perempuan untuk menjadi pengusaha mikro.

Kedua adalah peningkatan kapasitas, produktivitas, literasi dan pengelolaan keuangan melalui edukasi yang didukung inovasi dan digitalisasi proses bisnis sehingga UMKM lebih berdaya dan kompetitif. Ketiga adalah harmonisasi kebijakan.

"Antara lain melalui dukungan BI terhadap UU Cipta Kerja yang merupakan regulasi penyederhanaaan proses perizinan dan mendukung ekosistem UMKM dan e-commerce untuk mendorong akses UMKM ke pasar domestik dan global," katanya dalam seminar internasional “Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, and MSMEs to Promote Inclusive Growth" yang diselenggarakan Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia (BI) pada Rabu  (11/5/2022) secara daring dan luring bertempat di Bali.

Seminar internasional ini merupakan kegiatan pengantar bagi penyelenggaraan 2nd Plenary Meeting of The Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) yang menjadi rangkaian kegiatan Presidensi G20 yang diselenggarakan mulai Kamis (12/5) hingga 13 Mei 2022.

Dalam sambutan penutup, Co-chair GPFI Bank Sentral Italia, Magda Bianco, menyampaikan bahwa digitalisasi telah mentranformasi kehidupan kita secara umum dan sistem keuangan secara khusus. Digitalisasi menjadi penolong utama di masa pandemi.

Seperti dengan membuka kesempatan luas bagi UMKM untuk inovasi produk dan jasa keuangan yang berkualitas, serta mendukung kemudahan akses. Digitalisasi juga mengurangi biaya transaksi dan menjadi prasarana dalam evaluasi kelayakan kredit yang pada gilirannya akan menciptakan inklusi yang lebih luas.

Seminar hari ini telah menjadi bekal untuk memulai sidang GPFI kedua pada 12 dan 13 Mei, yang akan mendiskusikan progress penyusunan deliverables sebagai target dari Presidensi Indonesia G20 2022 di area digital financial inclusion dan SME Finance.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement