REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi Khusus ASEAN - Amerika Serikat (AS) akan dimulai di Washington, AS pada Kamis (12/5/2022) malam waktu Jakarta. ASEAN-US Special Summit (AUSS) ini diharapkan akan menghasilkan pernyataan bersama visi ke depan antara ASEAN dan AS.
"RI dan negara-negara anggota ASEAN berharap bahwa pertemuan tersebut akan memasuki fase baru dalam melihat hubungan kemitraan ASEAN-AS jauh ke depan karena keduanya sudah menjalin 45 tahun kerja sama dan ada visi ke depan," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Teuku Faizasyah dalam press briefing di Kemenlu, Kamis (12/5/2022).
Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Kemenlu RI, Rolliansyah Soemirat menjelaskan penyelenggaraan KTT kali ini menunjukkan keinginan kuat dari seluruh pihak atau semua negara anggota ASEAN dan AS untuk memajukan kerja sama antara ASEAN dan AS. Penguatan kerja sama ini tidak hanya di masa sekarang, namun untuk jauh ke depan dan lebih luas yang mencakup tantangan dan langkah antisipasi.
"Terdapat lima isu utama yang akan dibahas dalam KTT Khusus seperti pemulihan ekonomi, perubahan iklim, transisi energi, suistanable infrastructure, serta bagaimana seluruh negara dapat turut mengatasi berbagai tantangan geopolitik yang terjadi baik di kawasan maupun global," ujar Rolliansyah pada kesempatan yang sama.
Dalam hal ini Indonesia berharap terciptanya outcome document dalam joint vision statement di akhir pertemuan. Hal ini berarti negara-negara dapat menyusun visi ke depan dan bersama untuk keadaan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan dan dunia.
Menurutnya, isu-isu yang diharapkan ada dalam joint vision tersebut antara lain bagaimana pemulihan situasi pasacpandemi covid-19 terutama membangun ketahanan kesehatan yang lebih baik hingga pemulihan bersama. Selain itu, lanjutnya, adanya keinginan semua negara untuk mencoba membangun kerja sama ekonomi dan efektifitas.
"Joint vision juga diharapkan pada kerja sama maritim, konektivitas manusia tak kalah penting, serta isu2 lain yang terkait dnegan teknologi inpovasi dan dampak perubahan iklim," ujarnya.
"Indonesia dan sleuruh neagra ASEAN akan tetap mengedapankan isu ASEAN Centrality dan bagaiman kerja sama di dalam kawasan dapat dilakukan dalam kerangka ASEAN Outlook on Indo-Pasifik terutama dalam pemulihan ekonomi berkelanutan yang saat ini menjadi prioritas dari seluruh negara anggota ASEAN," imbuhnya.