REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah hadits menyebutkan,
من كانتِ الآخرةُ هَمَّهُ جعلَ اللَّهُ غناهُ في قلبِهِ وجمعَ لَه شملَهُ وأتتهُ الدُّنيا وَهيَ راغمةٌ ، ومن كانتِ الدُّنيا همَّهُ جعلَ اللَّهُ فقرَهُ بينَ عينيهِ وفرَّقَ عليهِ شملَهُ ، ولم يأتِهِ منَ الدُّنيا إلَّا ما قُدِّرَ لَهُ
Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada hatinya, memudahkan urusannya dan dunia (yang hina ini) akan datang kepadanya (dengan sendirinya), dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan memberikan (rasa) fakir kepadanya, mempersulit urusannya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan baginya.'' (HR At-Tirmidzi dari Anas bin Malik RA).
Melansir laman aboutislam.net, ulama asal Kanada, Syekh Ahmad Kutty menjelaskan,
Hadits ini menjelaskan salah satu ajaran penting Islam. Mengingatkan kita bahwa kita harus memilah prioritas kita sehingga kita tidak pernah melupakan tujuan akhir yakni pertemuan kita dengan Allah untuk perhitungan akhir.
Kecuali jika seseorang menetapkan prioritas nomor satu di akhirat dan pertanggungjawaban di hadapan Allah, kita akan tersesat dalam berbagai kekhawatiran dan kekhawatiran. Lihatlah mereka yang tidak memikirkan dunia.
Cara menyeimbangkan dunia dan akhirat dapat meneladani Rasulullah dengan menyeimbangkan prioritas dalam hidup jika mengikuti cara hidup Nabi,