REPUBLIKA.CO.ID., JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wilayah Eropa pada Kamis (12/5/2022) mengatakan mereka telah mencapai "tonggak suram" dan mencatat lebih dari dua juta kematian akibat pandemi Covid-19 di 53 negara cakupnya.
"Meski angka ini sangat menghancurkan, namun itu telah mewakili sebagian kecil dari keseluruhan kematian yang secara langsung dan tidak langsung terkait dengan Covid-19, seperti yang ditunjukkan oleh laporan WHO tentang kematian berlebih selama pandemi," kata WHO Eropa dalam sebuah pernyataan.
Jumlah kematian secara global untuk penyakit ini mencapai 6.258.023, menurut WHO. Wilayah cakupan kerja WHO Eropa membentang dari Greenland di barat laut ke Timur Jauh Rusia.
"Sementara jumlah kasus menurun di wilayah tersebut, meski begitu angka yang ada saat ini tetap terlalu tinggi,” lanjut WHO Eropa.
“Covid-19 terus mengingatkan kita bahwa SARS-CoV-2 masih menjadi virus pembunuh, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi dan rentan secara klinis,” kata WHO.
WHO memberikan kesaksian dari Safiah Ngah dari ibu kota Inggris, London, yang mengatakan bahwa dia hanyalah salah satu dari mereka yang kehilangan orang yang dicintai -- dalam kasusnya, ayahnya, seorang dokter -- karena Covid-19.
"Saya tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata betapa kehilangan saya atas ayah yang telah mempengaruhi hidup saya dan kehidupan keluarga saya," kata Ngah.
"Rasanya seperti fondasi kehidupan kami baru saja terkoyak."
WHO mengatakan dunia dapat bertindak bersama dan meninggalkan fase akut pandemi dengan mengambil langkah-langkah definitif di banyak bidang, sekarang dan dalam jangka panjang.
"Langkah ini termasuk melindungi yang paling rentan, terus memantau virus dan penyebarannya, menjaga sistem kesehatan siap untuk setiap perkembangan pandemi, dan mengatasi dampak jangka panjangnya," kata WHO.