Jumat 13 May 2022 13:28 WIB

Wartawan Menyamar Jadi Pasangan Gay Kemudian Pesan Hotel di Qatar, Ini Hasilnya

Pernah terjadi polisi Qatar 'menjemput' pasangan gay di hotel.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Logo Piala Dunia 2022. Piala Dunia Qatar diwarnai isu LGBT.
Foto: DOK MLS
Logo Piala Dunia 2022. Piala Dunia Qatar diwarnai isu LGBT.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) menjadi isu hangat jelang penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar tahun ini. Pasalnya, di negara tersebut perilaku tersebut dilarang dan bagi mereka yang ketahuan akan mendapatkan hukuman berat.

Kelompok wartawan Swedia dan Denmark melakukan penyamaran sebagai pasangan gay yang baru menikah lalu menghubungi 69 hotel di Qatar yang ada dalam daftar resmi FIFA untuk Piala Dunia. Penyamaran tersebut dimaksudkan melihat reaksi pihak hotel menerima kelompok gay, dilansir dari independent, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga

Menurut NRK dan SVT di Swedia dan DR di Denmark, tiga hotel tak akan menerima reservasi dari kelompok gay karena bertentangan dengan kebijakan hotel. Adapun 20 hotel tetap menerima namun menyarankan pasangan gay menghindari pamer kemesraan di depan umum.

FIFA dan penyelenggara Piala Dunia lokal sebelumnya bersikeras bahwa semua orang diterima di turnamen ini meskipun homoseksual ilegal di Qatar. Meskipun 33 hotel dalam daftar FIFA menerima pemesanan dari homoseksual, dari penyelidikan ditemukan bahwa sepertiganya tak menerima pemesanan atau menyatakan keprihatinannya.

Presiden FIFA Gianni Infantino tahun lalu mengatakan bahwa semua kelompok diterima di Qatar. Namun LGBT dilarang menghadiri turnamen serta terlibat atau meyakinkan orang orang lain selama tinggal di Qatar.

“Kami tidak dapat berpikir bahwa jika kami tinggal di rumah dan hanya mengkritik, segalanya akan berubah,” katanya.

Penyelidikan yang dilakukan wartawan tersebut dilakukan sejak Maret. Namun mereka tak menentukan tanggal untuk bulan madu mereka ketika menghubungi pihak hotel. Beberapa hotel langsung menjawab tidak dan ada juga menjawabnya melalui email.

“Dalam kedua kasus di mana hotel telah menjawab telepon, orang tersebut telah berunding dengan rekan kerja/atasan sebelum kami menerima jawaban,” kata NRK.

Pihak hotel menjelaskan bahwa sebelumnya pernah terjadi polisi menjemput orang Qatar yang memiliki hubungan dengan homoseksual. Gambaran itu membuat mereka takut menerima kembali kelompok LGBT.

Seorang pejabat pemerintah Qatar, Mayor Jenderal Abdulaziz Abdullah Al Ansari mengatakan bulan lalu bahwa penggemar LGBT akan dipersilakan memesan kamar selama turnamen. Pasalnya, hal tersebut bukan urusan Qatar. Menurutnya, Qatar hanya mengurusi turnamen.

"Jangan melampaui hal-hal pribadi individu yang mungkin terjadi di antara orang-orang ini,” ujarnya.

Hasil penyelidikan lainnya menyebutkan bahwa penggemar LGBT akan diterima di Qatar. Dan FIFA yakin semua tindakan yang diperlukan akan dilakukan sehingga mereka merasa diterima selama turnamen.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement