Pemkot Surabaya Terjunkan Dokter Hewan Antisipasi PMK

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq

Tim dokter hewan Balai Veteriner mengambil sampel darah dan SWAB terhadap ternak sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Tim dokter hewan Balai Veteriner mengambil sampel darah dan SWAB terhadap ternak sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). | Foto: ANTARA/Ampelsa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menerjunkan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan hewan milik peternak, sebagai antisipasi penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dokter hewan DKPP Kota Surabaya, Rizal Maulana Ishaq menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan hewan ternak di kawasan Kecamatan Pakal.

Terdapat delapan ekor sapi ternak yang dilakukan pemeriksaan dan kesemuanya dinyatakan sehat setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan  kesehatan. "Mulai dari pengecekan suhu, kondisi sapi, hingga pemberian vitamin serta antibiotik yang disuntikan di bagian leher sapi," ujarnya.

Rizal menjelaskan, terdapat beberapa tahapan dalam pemeriksaan kewaspadaan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pertama, dengan cara melihat keadaan sapi terlebih dahulu. Apakah sapi sedang dalam posisi berdiri atau sedang duduk. Selanjutnya  dilakukan pemeriksaan pada daerah sekitar mulut.

"Kalau daerah sekitar mulut tidak ada bercak-bercak merah seperti luka yang mengeluarkan darah, maka hewan tersebut masuk dalam kategori aman atau hewan sehat," kata Rizal.

Pemeriksaan kedua dilanjutkan pada bagian yang sama pada daerah sekitar mulut, apakah mengeluarkan busa atau tidak. Sebab, hewan yang telah terjangkit PMK akan sering mengeluarkan air liur. Hal ini dikarenakan hewan yang terjangkit tidak memiliki nafsu makan.

"Maka menyebabkan suasana dari tubuhnya asam, jadi mengeluarkan liur yang cukup banyak dan sapi-sapi yang diperiksa hari ini tidak ada tanda-tanda tersebut," kata dia.

Selanjutnya, pemeriksaan ketiga dilakukan pada tubuh bagian bawah atau di bagian kaki sapi. Dokter hewan akan melihat, apakah terdapat luka atau tidak. Jika tidak terdapat luka, maka sapi tersebut masuk dalam kategori aman atau sehat.

Hanya saja, terdapat dua ekor sapi yang kedapatan memiliki luka pada bagian kaki.  "Tapi saat kita cek, luka ini diakibatkan goresan paving, biasanya setelah posisi duduk ke posisi berdiri rawan terjadi goresan. Tetapi secara keseluruhan, semua sapi yang kita cek dinyatakan sehat," ujarnya.

Untuk sapi-sapi yang sehat, lanjut dia, akan diberikan  suntikan vitamin. Sedangkan untuk beberapa sapi yang mengalami luka atau goresan akan diberikan suntik vitamin dan suntik antibiotik untuk mempercepat pengeringan luka.

"Secara keseluruhan, delapan sapi milik peternak dinyatakan sehat. Hanya tinggal menunggu lukanya segera kering," ujar dia. Ia juga mengimbau kepada para peternak yang ada di Kota Surabaya untuk tidak membeli hewan ternak dari daerah yang sudah terkonfirmasi positif wabah PMK.

Ruzal mengakui terdapat kasus suspek PMK pada hewan ternak di Surabaya, dan langsung ditindaklanjuti oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk dilakukan pengambilan sampel. "Kita menunggu hasilnya selama tiga hari, semoga hasilnya negatif," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Surabaya Perbarui Sistem Antrean dan Rujukan Puskesmas

Wali Kota: Idul Fitri Jadi Tonggak Semangat Gerakkan Ekonomi Surabaya

Pemkot Surabaya Izinkan Masyarakat Gelar Halal Bihalal

Nihil Pasien Covid-19, Pemkot Surabaya Kembalikan Asrama Haji Sukolilo

Pemkot Surabaya Cairkan Jaspel Guru TPQ dan Sekolah Minggu

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark