Jumat 13 May 2022 21:16 WIB

China Siap Bantu Penanganan Kasus Covid-19 di Korut

350 ribu warga Korut menderita demam sejak akhir April.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus corona (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Sekitar 350 ribu orang di Korea Utara (Korut) telah dirawat karena demam yang menyebar eksplosif. Enam warga di antaranya sudah dilaporkan meninggal. Hal itu terjadi setelah Korut melaporkan kasus Covid-19 pertamanya.

China sudah menyatakan siap membantu Korut menangani wabah Covid-19. “Kami bersimpati dengan situasi wabah (Covid-19) saat ini di Korut. Sebagai kamerad, tetangga, dan teman, Cina siap memberikan dukungan serta bantuan penuh kepada Korut dalam perjuangannya melawan epidemi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian saat memberikan pengarahan pers, Kamis lalu.

Baca Juga

Dia tak menjelaskan bentuk dukungan dan bantuan seperti apa yang bakal diberikan Cina kepada Korut. Sejauh ini Korut diketahui masih menolak penggunaan berbagai vaksin Covid-19, bahkan ketika ditawari pasokan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020, Korut telah menutup semua akses perbatasannya. Ketika hampir seluruh negara di dunia berjuang mengatasi wabah, Korut sama sekali tak melaporkan penemuan kasus Covid-19. Namun klaim itu banyak diragukan para ahli kesehatan.

Para ahli berpendapat, 25 juta warga Korut sangat rentan karena kurangnya vaksin Covid-19. Mengingat fasilitas medis yang rapuh, negara tersebut pun diragukan dapat menangani penyebaran wabah virus corona.

Korut sudah dianggap sebagai negara paling tertutup dan terisolasi di dunia. Selama beberapa tahun terakhir, ia telah dijatuhi sanksi berlapis oleh Amerika Serikat (AS) dan Dewan Keamanan PBB. Hal itu karena aktivitas pengembangan nuklir dan rudal balistiknya. Sanksi-sanksi tersebut membuat perekonomian Korut kian terpuruk. 

Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya pada Jumat (13/5/2022), mengungkapkan, terdapat 350 ribu warga di sana yang menderita demam sejak akhir April. Sebanyak 162.200 di antara telah pulih. Menurut KCNA, pada Kamis (12/5/2022) lalu, terdapat 18 ribu warga yang mengalami gejala demam. Hari itu, Korut secara resmi mengumumkan penemuan kasus Covid-19 pertamanya.

KCNA mengungkapkan, sejauh ini sudah terdapat enam warga Korut yang meninggal. Satu di antaranya dipastikan terinfeksi Covid-19 varian Omicron. KCNA belum mengungkap, berapa banyak kasus Covid-19 yang sudah terkonfirmasi di sana.

Cheong Seong-Chang, seorang analis di Institut Sejong Korea Selatan, mengatakan, laju penyebaran demam menunjukkan krisis dapat berlangsung berbulan-bulan, bahkan mungkin hingga 2023. Menurutnya, hal itu dapat memicu gejolak besar mengingat fasilitas kesehatan Korut yang terbatas atau kurang memadai.

 

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement