REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengumumkan pada Jumat (13/5/2022) bahwa Uni Eropaakan menawarkan lagi 500 juta euro (520 juta dolar AS) bantuan militer ke Ukraina.
Berbicara dalam perjalanannya ke pertemuan para menteri luar negeri G7 di Weissenhaus, Jerman, Borrell mengatakan dia akan mengumumkan bahwa Uni Eropa memberikan "dukungan militer 500 juta euro untuk Ukraina."
Penambahan baru akan membawa kontribusi blok menjadi total 2 miliar dolar AS. Dia menjelaskan bahwa menteri luar negeri Uni Eropa seharusnya menyetujui bantuan militer pada reuni mereka di Brussels.
Borrell menambahkan bahwa dia akan membawa “dorongan politik baru untuk sebuah kesepakatan” untuk memberlakukan embargo minyak di Rusia di tengah negosiasi yang menemui jalan buntu pada proposal Komisi Eropa untuk paket sanksi ke-6.
Dia menegaskan bahwa blok tersebut akan terus menekan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, dengan sanksi ekonomi yang mengisolasi negara itu secara internasional. Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada Februari, telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, dan memaksa 6 juta orang mengungsi ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk "demiliterisasi" dan "denazifikasi" Ukraina. Untuk negara-negara Barat, bagaimanapun, ini adalah perang agresi dan mereka telah menjatuhkan sanksi berat sebagai respons, termasuk larangan media pemerintah Rusia, pembekuan aset, serta mengecualikan bank dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Selain itu, Uni Eropa telah memberikan Ukraina bantuan kemanusiaan, bantuan keuangan makro serta dukungan anggaran.