Sabtu 14 May 2022 07:54 WIB

Jerman Masih Enggan Kirim Jet Tempur ke Ukraina

G7 akan membahas upaya mengakhiri blokade Rusia terhadap ekspor gandum Ukraina

Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Kamis (12/5/202) sekali lagi menyatakan keberatan tentang permintaan Ukraina untuk pengiriman jet tempur Barat.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Kamis (12/5/202) sekali lagi menyatakan keberatan tentang permintaan Ukraina untuk pengiriman jet tempur Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Kamis (12/5/202) sekali lagi menyatakan keberatan tentang permintaan Ukraina untuk pengiriman jet tempur Barat.

Pada awal pertemuan para menteri luar negeri G7 di kota utara Jerman Weissenhaus, Baerbock mengacu pada posisi sebelumnya tentang penetapan zona larangan terbang.

Baca Juga

Kami telah "memposisikan diri dengan jelas dalam hal (pengiriman) materi penerbangan," kata menteri Jerman kepada perwakilan media.

Jerman dan NATO sangat menentang pembentukan zona larangan terbang di atas Ukraina, karena dikhawatirkan penerapannya dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia karena akan ada risiko perang di Ukraina yang akan meningkat secara dramatis.

Sementara itu, Baerbock menekankan bahwa kelompok G7 ingin memastikan bahwa Ukraina dapat tetap menjadi pengekspor biji-bijian utama meskipun ada perang Rusia di negara itu.

Dia mengungkapkan bahwa pertemuan G7 di Weissenhaus juga akan fokus pada bagaimana membuka blokir blokade gandum Rusia yang dikenakan terhadap Ukraina.

Saat ini, 25 juta ton biji-bijian diblokir di pelabuhan Ukraina, terutama di Odesa, karena perang, kata Baerbock. Gandum sangat dibutuhkan di negara-negara Afrika dan Timur Tengah, kata menteri Jerman itu. Krisis pangan sedang terjadi, yang akan diperburuk oleh dampak iklim global, tambah dia.

Ukraina adalah salah satu pemasok bahan biji-bijian terpenting di dunia. Menurut angka dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, negara itu tahun lalu masih menjadi pengekspor gandum terbesar ketiga.

Menteri luar negeri Jerman dan sejawatnya di kelompok G7 pada Kamis malam akan membahas dampak perang Rusia di Ukraina. Pertemuan G7 juga akan membahas peran China dan situasi di Indo-Pasifik. Dalam pertemuan itu mereka juga akan berfokus pada situasi di Afghanistan, Afrika, dan Timur Tengah, serta perjuangan bersama melawan krisis iklim dan pandemi virus korona.

Menteri luar negeri Ukraina dan negara tetangganya Moldova, yang khawatir menjadi target militer Rusia berikutnya, juga diundang untuk hadir sebagai tamu dalam pertemuan itu.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi akan bergabung dalam pertemuan itu melalui konferensi video. Indonesia saat ini memimpin G20. Sabtu ini, pertemuan akan beralih ke konsultasi informal di antara para menteri luar negeri NATO di Berlin di mana situasi di Ukraina kemungkinan akan menjadi fokus aliansi itu lagi.

Jerman saat ini memimpin grup G7 yang meliputi Amerika Serikat (AS), Kanada, Prancis, Inggris, dan Italia, serta Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement