REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Wakil Bupati Majene Provinsi Sulawesi Barat Arismunandar berharap, prevalensi stunting atau kekerdilan di daerah itu mengalami penurunan yang signifikan. "Program prevalensi stunting di Kabupaten Majene, tiap tahunnya menunjukkan grafik penurunan," kata Arismunandar, pada apel siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) Nusantara Bergerak Kabupaten Majene, Jumat (13/5).
"Meski belum signifikan, namun hal tersebut perlu diapresiasi disertai upaya yang lebih keras lagi," tambahnya.
Ia juga berharap agar penurunan grafik stunting bisa maksimal dan seluruh pihak terus berkolaborasi, khususnya intervensi yang ada di desa-desa lokasi khusus stunting. Wabub juga mengapresiasi TPK Bergerak Kabupaten Majene yang sejauh ini telah melaksanakan tugas dengan baik.
"Utamanya, TPK Bergerak Kecamatan Pamboang yang memiliki kinerja yang baik, sehingga diharapkan mampu menjadi motivator bagi TPK Bergerak di semua kecamatan yang ada di Majene," ujarnya.
TPK bergerak memiliki tugas untuk memberikan edukasi, sosialisasi dan screening pencegahan stunting pada tiga kelompok sasaran. Yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan keluarga yang memiliki anak bawah dua tahun.
Ketiga kelompok sasaran tersebut lanjutnya, paling berisiko tinggi mengalami kasus stunting. "Tim pendamping keluarga bertugas mendata dan melakukan pendampingan pada calon pengantin, ibu hamil dan keluarga risiko tinggi stunting," urainya.
"TPK Bergerak juga akan memfasilitasi kepada kelompok sasaran terkait pelayanan rujukan dan pemberian bantuan sosial sebagai upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan keluarga," jelas Arismunandar.