REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam mengungkap penyakit virus hepatitis bisa menyebabkan kematian. Sedikitnya kasus hepatitis mengakibatkan sekitar 1,4 juta kematian setiap tahunnya.
"Penyakit infeksi hepatitis virus saat ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap tahun," ujar Ari saat dihubungi Republika, Jumat (13/5/2022).
Sejauh ini, dia menambahkan, ada beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan radang hati atau hepatitis. Kemudian, virus hepatitis yang ada antara lain Hepatitis virus A,B,C,D dan E. Terakhir juga dilaporkan ditemukannya virus hepatitis G. Dari virus hepatitis yang ada ini virus hepatitis B dan C merupakan dua virus yang memang bisa menyebabkan penderitanya mengalami hepatitis kronis, berlanjut menjadi sirosis hati atau penciutan hati sampai kanker hati bahkan sampai menyebabkan terjadinya kematian.
Pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakuktas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menambahkan, virus hepatitis ini pernah menyerang mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yang menyebabkan beliau mengalami kanker hati dan menjalani transplantasi hati di China sebelum menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN dan beruntung sampai saat ini masih sehat.
Ia menegaskan, kesadaran akan penyakit ini juga harus bisa ditumbuhkan lagi ketika masyarakat mendengar bahwa anggota keluarga sakit dan meninggal dunia karena sakit hepatitis.
"Terus terang sebagai searang dokter penyakit dalam saya melihat masyarakat kurang peduli terhadap penyakit hepatitis, masyarakat lebih waspada terhadap kanker atau sakit jantung, padahal penyakit infeksi virus hepatitis cukup tinggi di masyakat kita," katanya.
Padahal, ia mengungkap data saat ini 1 dari 12 penduduk dunia mengalami hepatitis B atau hepatitis C dan penyakit ini menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit kronis dan kematian lebih parah dari tuberkulosis (TB), Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau malaria. Masalahnya, dia menambahkan, ada 9 dari 10 orang yang tidak menyadari hidup dengan orang menderita hepatitis.
Selain itu organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) juga menyampaikan bahwa empat dari lima orang yang hidup Bersama dengan pasien hepatitis virus tidak mengetahui bagaimana mencegah, melakukan skrining dan mengobati pasien dengan infeksi hepatitis virus ini.
"Masyarakat memang harus selalu diingatkan akan bahaya infeksi virus ini. Rasanya kita selalu mendengar ada saja dalam keluarga kita yang pernah sakit hepatitis ini yang akhirnya berujung pada kematian," katanya.
Secara khusus, dia menambahkan, yang perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah penggunaan alat pribadi secara bersama misalnya sikat gigi, pisau cukur, jarum suntik termasuk gunting kuku. "Beberapa laporan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sikat gigi bersama dapat meningkatkan risiko untuk tertular dari infeksi virus hepatitis ini," katanya.
Termasuk juga penggunaan jarum atau benda tajam yang digunakan secara bersama seperti proses pembuatan tato atau perawatan jari tangan dan kaki.