Sabtu 14 May 2022 10:16 WIB

Korea Utara Laporkan 21 Kematian Baru di Tengah Wabah Covid-19

Kim Jong Un sebut kondisi Korea Utara sebagai kekacauan dahsyat.

Dalam gambar yang dibuat dari video yang disiarkan oleh KRT Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di televisi pemerintah selama pertemuan untuk mengakui kasus pertama COVID-19 negara itu Kamis, 12 Mei 2022, di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara memberlakukan penguncian nasional pada hari Kamis untuk mengendalikan wabah COVID-19 pertama yang diakui setelah bertahan selama lebih dari dua tahun pada klaim yang diragukan secara luas tentang rekor sempurna yang mencegah virus yang telah menyebar ke hampir setiap tempat di dunia.
Foto: KRT via AP
Dalam gambar yang dibuat dari video yang disiarkan oleh KRT Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di televisi pemerintah selama pertemuan untuk mengakui kasus pertama COVID-19 negara itu Kamis, 12 Mei 2022, di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara memberlakukan penguncian nasional pada hari Kamis untuk mengendalikan wabah COVID-19 pertama yang diakui setelah bertahan selama lebih dari dua tahun pada klaim yang diragukan secara luas tentang rekor sempurna yang mencegah virus yang telah menyebar ke hampir setiap tempat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara melaporkan 21 kematian baru pada Jumat (13/5/2022) di kalangan orang-orang yang mengalami demam, lapor kantor berita KCNA pada Sabtu (14/5/2022). Korea Utara sedang memerangi wabah Covid-19 pertama mereka.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut wabah sebagai "kekacauan dahsyat". Sekitar 280.810 orang kini sedang dirawat dan 27 orang meninggal sejak deman yang asal usulnya tidak diketahui mulai dilaporkan di Korut sejak akhir April, kata KCNA.

Baca Juga

Media pemerintah tidak menyebutkan apakah kematian baru itu disebabkan oleh Covid-19. KCNA pada Jumat mengatakan bahwa satu kematian dikonfirmasi dikarenakan varian Omicron.

Laporan itu diumumkan pada pertemuan Partai Buruh yang berkuasa pada Sabtu pagi, yang dihadiri oleh Kim. Di sana ia menyebut wabah sebagai bencana besar sejak Korut didirikan namun dapat diatasi, kata KCNA.

Krisis kesehatan disebabkan oleh organisasi partai yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab dalam menanggulangi anti-epidemi. Kim meminta berbagai upaya harus dilakukan untuk mengatasi wabah dalam waktu sesingkat mungkin, dikutip dari Reuters.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement