REPUBLIKA.CO.ID, SANAA– Pejabat pemerintah Yaman, aktivis hak asasi manusia, hingga tokoh agama memeringatkan keluarga yang tinggal di daerah yang dikuasai Houthi agar tidak mengirim anak-anak mereka ke kamp musim panas militan itu. Kelompok yang didukung Iran itu diduga merekrut anak-anak untuk menjadi tentara dengan cara ini.
Kamp musim panas terjadi setelah pemimpin gerakan, Abdul Malik Al-Houthi memerintahkan para pendukungnya untuk membuka kamp-kamp ini di daerah yang di bawah kendali mereka. Pada kesempatan itu, dia berjanji untuk menjauhkan anak-anak dari kesalahpahaman tentang Islam dan organisasi.
Pejabat Houthi mengatakan bahwa ada 57 kamp telah dibuka di Sanaa dan diharapkan dapat menarik ratusan siswa selama liburan musim panas mendatang. Pejabat dan aktivis Yaman mengatakan bahwa Houthi menggunakan pertemuan ini untuk meradikalisasi dan mendoktrin anak di bawah umur, sehingga mereka dapat mempersiapkan mereka untuk menjadi tentara.
“Anak Anda yang akan Anda kirim ke musim panas dan kursus militer Houthi adalah bom waktu yang akan membunuh Anda besok,” kata seorang jurnalis Yaman, Ghamdan Al-Yosifi dilansir dari Arab News, Kamis (12/5/2022).
Peringatan serupa kepada orang tua telah dikeluarkan tahun lalu ketika Houthi meluncurkan pusat-pusat ini. Houthi telah mengklaim bahwa ribuan anak lulus dengan pendidikan agama dari kamp-kamp ini.
Namun, para kritikus mengatakan bahwa anak-anak itu dicuci otaknya, dibawa ke kuburan dan dilatih untuk menggunakan senjata.
Kamp-kamp tahun ini sedang didirikan karena pemerintah Yaman dan Houthi telah menghentikan permusuhan di bawah gencatan senjata yang ditengahi oleh PBB.
Abdul Kareem Al-Medi, seorang jurnalis Yaman, mengatakan bahwa perekrutan anak-anak mengancam perdamaian negara yang rapuh.
“Untuk orang-orang terhormat kami dan semua orang yang mempercayai kami, hindari kejahatan pusat teror musim panas. Biarkan dia pergi bersama mereka jika Anda ingin putra Anda berubah menjadi mesin kematian bergerak,” kata Al-Medi.
Tetapi Houthi berpendapat bahwa kamp musim panas mereka dimaksudkan untuk mengajarkan bacaan Alquran yang benar, melawan kesalahpahaman tentang Islam, dan mempersiapkan generasi baru untuk memerangi musuh-musuh mereka, termasuk orang Israel.
“Kursus musim panas adalah langkah dan inisiatif yang mencegah kaum muda membuang-buang waktu selama liburan musim panas, mengimunisasi mereka dari budaya palsu dan memungkinkan mereka untuk menguasai Alquran dan membacanya dengan benar,” terang Jalal Al-Ruwishan, seorang pejabat militer Houthi.