Ahad 15 May 2022 16:28 WIB

Harga Minyak Tinggi, Laba Saudi Aramco Meroket

Saudi Aramco mencatatkan laba 39,5 miliar dolar AS pada kuartal I 2022.

Red: Friska Yolandha
Seorang pria berjalan di bawah papan reklame yang menampilkan iklan raksasa minyak milik negara Arab Saudi Aramco dengan tulisan Arab
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Seorang pria berjalan di bawah papan reklame yang menampilkan iklan raksasa minyak milik negara Arab Saudi Aramco dengan tulisan Arab

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Perusahaan minyak milik pemerintah Saudi Aramco pada Ahad (15/5/2022) melaporkan kenaikan laba bersih pada kuartal I 2022. Kenaikan ini ditolong oleh harga minyak yang kuat di sepanjang awal tahun ini.

Aramco, yang menyamai Apple Inc sebagai perusahaan berkapitalisasi besar di dunia, melaporkan laba bersih sebesar 39,5 miliar dolar AS pada kuartal I 2022. Laba bersih perusahaan milik Arab Saudi ini melonjak 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,

Baca Juga

Realisasi ini melebihi ekspektasi analis. Mereka memprediksi pengekspor minyak utama dunia itu diperkirakan akan membukukan laba bersih 38,5 miliar.

Aramco yang melantai di bursa pada 2019 mencatat pendapatannya kali ini merupakan yang tertinggi dalam kuartalan sejak go public. Kenaikan ini didorong oleh harga minyak mentah, volume yang terjual, dan peningkatan margin hilir.

Aramco mengumumkan pembagian dividen sebesar 18,8 miliar dolar AS yang akan dibayarkan pada kuartal II. Perusahaan juga meyetujui pembagian saham bonus untuk 10 saham yang dimiliki.

"Selama kuartal pertama, ekspansi hilir strategis kami berkembang lebih jauh di Asia dan Eropa, dan kami terus mengembangkan peluang yang melengkapi tujuan pertumbuhan kami," kata CEO Aramco Amin Nasser dalam sebuah pernyataan.

Saham perusahaan telah meningkat 37 persen sejak awal tahun. Kenaikan ini mengungguli indeks Saudi yang naik hampir 14 persen.

Penghasilan perusahaan energi global seperti BP dan Shell telah meningkat ke level tertinggi setidaknya dalam satu dekade didukung oleh kenaikan harga komoditas. Bahkan, ketika banyak dari mereka sebagian besar mengalami penurunan nilai karena keluar dari Rusia.

Harga minyak mentah Brent mengakhiri kuartal pertama naik hampir 70 persen menjadi 107,91 dolar AS per barel dari akhir Maret 2021.

OPEC Plus menyetujui bulan ini untuk kenaikan moderat dalam target produksi minyak bulanannya dengan alasan tidak dapat disalahkan atas gangguan pada pasokan Rusia yang telah menaikkan harga. Ia juga mengatakan penguncian virus corona China mengancam prospek permintaan.

"Pandangan kami adalah Brent akan berakhir lebih rendah di paruh kedua tahun ini dan jadi kami mengharapkan pendapatan (Aramco) mundur dan untuk kuartal kedua menjadi puncaknya," kata Yousef Husseini, direktur asosiasi untuk penelitian ekuitas di EFG Hermes.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement