REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang senang bergurau adalah Nuaiman radhiyallahu anhu. Ia tidak hanya bergurau di depan Nabi SAW tetapi justru bergurau dengan Nabi SAW secara langsung.
Dalam buku berjudul “Yang Jenaka dari M Quraish Shihab” terbitan Lentera Hati diceritakan, Nuaiman tidak berkunjung ke Madinah kecuali “membeli” sesuatu dan membawanya kepada Nabi SAW sambal berkata, “Bayarlah!”.
Nabi SAW kemudian bertanya, “Bukankah Engkau menghadiahkannya untukku?” Nuaiman malah menjawab, “Saya tidak memiliki uang, sedang saya ingin engkau makan (bersama aku).” Mendengar Nuaiman yang begitu, Nabi SAW tertawa lalu memerintahkan membayar harganya.
Suatu ketika, Nuaiman juga pernah berangkat bersama Sayyidina Abu Bakar RA ke Bashrah (Irak) dalam suatu perniagaan. Bersama mereka ikut juga Suwaidan, yang bertugas membawa perbekalan. Nuaiman kemudian meminta Suwaidan agar diberi makanan.
Namun, Suwaidan enggan memberikannya karena Abu Bakar sedang tidak di tempat. “Tunggulah sampai Abu Bakar datang,” katanya.
Nuaiman yang senang bergurau kemudian mengancam, “Nantikan pembalasanku!” Ia kemudian berkunjung kepada beberapa orang dan menawarkan kepada mereka untuk membeli hamba sahayanya dengan harga sangat murah sambal memberi tahu kelemahannya, yaitu bahwa hamba sahaya itu sering kali menyatakan dirinya seorang merdeka.
Yang ditawari setuju, lalu mereka bersama Nuaiman menuju ke tempat di mana Suwaidan sedang duduk. Nuaiman lalu menunjuk kepadanya. Yang ditunjuk tentu saja enggan ikut kepada para pembelinya sambil menyatakan dirinya bukan hamba sahaya.
Namun, si pembeli bersikeras mengikatnya dan berkata, “Kami telah mengetahui sifatmu. Engkau suka mengaku seorang yang merdeka.”
Beruntung Sayyidina Abu Bakar segera datang dan menyelesaikan persoalan. Nabi SAW yang diberi tahu peristiwa di atas tertawa, bahkan sepanjang tahun dan setiap beliau ingat atau diingatkan tentang peristiwa tersebut beliau selalu tertawa.