Ahad 15 May 2022 19:01 WIB

Survei Ungkap Mayoritas Sepakat Status Covid-19 jadi Endemi

Mayoritas masyarakat status jadi endemi karena merasa sudah dua kali vaksin

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga berjalani di dekat mural Covid-19 di kawasan Cikoko, Cawang, Jakarta.  Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyimpulkan mayoritas responden hasil survei terbarunya setuju bila status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi. Namun masih ada 22 persen responden bimbang tak menjawab.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berjalani di dekat mural Covid-19 di kawasan Cikoko, Cawang, Jakarta. Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyimpulkan mayoritas responden hasil survei terbarunya setuju bila status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi. Namun masih ada 22 persen responden bimbang tak menjawab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyimpulkan mayoritas responden hasil survei terbarunya setuju bila status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi. Namun masih ada 22 persen responden bimbang tak menjawab. 

"Ada 13,7 persen responden yang sangat setuju dan 55,3 persen setuju. Berarti mayoritas setuju kalau status pandemi Covid-19 diturunkan menjadi endemi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil surveinya secara daring pada Ahad (15/5).

Indikator memaparkan sejumlah faktor pendukung penurunan status Covid-19 menjadi endemi. Diantaranya sebagian besar warga sudah dua kali vaksin (19,9 persen), perekonomian kembali berputar (19,6 persen), seperti flu biasa (8,4 persen). 

"Mayoritas responden menyebut alasannya karena penyebaran sudah terkendali sebanyak 26,8 persen," ujar Burhanuddin. 

Selain itu, sebanyak 7,9 persen responden tak setuju kalau status endemi diterapkan kepada Covid-19. Mereka beralasan Covid-19 sangat berbahaya (30,4 persen), warga pada umumnya tidak patuh prokes (17,1 persen), masih banyak warga yang belum atau tidak mau divaksin (11,5 persen), lainnya (29,5 persen). 

"Sisanya ada yang menjawab karena tidak ada lagi bansos (0,8 persen) dan 10,6 persen tidak menjawab," ucap Burhanuddin. 

Endemi merupakan penularan penyakit skala kecil, tetapi luar biasa dengan melihat tingkat pertama keparahan penyebaran penyakit dilihat dari populasi, lingkungan atau wilayahnya. Penyakit tertentu dinyatakan menjadi wabah atau endemik saat terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan, hanya saia masih terbatas pada suatu wilayah seperti malaria, demam berdarah, campak.

Diketahui, hasil survei diperoleh dari sampel sebanyak 1.228 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. 

Margin of error survei diperkirakan ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Indikator menjamin wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement