Probolinggo - Anak-anak di Kota Probolinggo diajak bermain catur untuk menghindarkan mereka kecanduan gadget. Kegiatan ini untuk mengikis kekhawatiran para orangtua atas gempuran teknologi.
"Ini yang sangat dikhawatirkan orangtua bila tidak dilakukan pengarahan anak sejak dini. Sebab anak-anak akan sering menyendiri bila ketergantungan dengan smartphone," ungkap Joko Dwi Pratowo, warga Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kadengan, Kota Probolinggo, Minggu (15/5/2022).
Menurut Joko, bila anak-anak memiliki ketergantungan terhadap smartphone, maka secara perilaku, mereka akan jauh dari kalangan sosial atau bermasyarakat.
"Sehingga kami menilai dengan adanya dampak perkembangan teknologi itu, kami tertarik mengarahkan anak-anak ini untuk berolahraga catur," ujarnya.
Joko menyebut, dari permainan catur itu, bisa dilihat perkembangan pola pikir anak. Karena catur merupakan salah satu olahraga otak.
"Di sana ia bisa dekat dengan teman-temannya dan bisa berinteraksi sosial dengan anak-anak seusianya," ungkap dia.
Sementara salah satu pelatih Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kota Probolinggo, M. Yanto menambahkan, saat ini, tercatat ada 60 atlet catur, mulai dari tingkat yunior hingga senior.
"Yang aktif berlatih di sekolah catur mulai usia 7 sampai 21 tahun," jelas Yanto.
Kegiatan mengasah skill atlet catur di daerahnya, lanjut Yanto, digelar rutin sepekan dua kali, yaitu pada Sabtu dan Minggu.
"Tapi kalau menjelang event kejuaran, para atlet latihannya lebih maksimal bisa digelar setiap hari," tambahnya.
Bahkan atlet catur di Kota Probolinggo sudah banyak menorehkan prestasi dalam kejuaran tingkat nasional, provinsi dan daerah.
"Untuk di kejurnas ada empat atlet yang berprestasi. Dua atlet kejurprov berhasil meraih medali emas dan beberapa perlombaan lainnya," beber Yanto.