REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Rakyat seluruh Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah memotong subsidi pada pangan. Berdasarkan unggahan di media sosial demonstran menyerukan slogan yang menuntut pemimpin tertinggi turun.
Dalam laporan yang belum dapat dikonfirmasi empat orang tewas dalam demonstrasi pada Sabtu (14/5/2022) kemarin. Unjuk rasa digelar sejumlah kota pekan lalu setelah pemerintah memotong subsidi yang menyebabkan kenaikan harga hingga 300 persen pada sebagian besar makanan berbahan dasar tepung.
Pemerintah Iran juga menaikan sejumlah kebutuhan dasar seperti minyak sayur dan produk susu. Berdasarkan angka resmi hampir setengah dari 85 juta populasi Iran berada di bawah garis kemiskinan.
Dalam unjuk rasa Ahad (15/5/2022) para demonstran memperluas tuntutan mereka. Pengunjuk rasa meminta kebebasan politik yang lebih besar, pemerintah dan para pemimpinnya saat ini untuk turun.
Berdasarkan video yang disebarkan di media sosial terlihat para demonstran membakar foto Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Mereka juga Reza Pahlavi, putra penguasa yang diasingkan untuk pulang.
Video di Twitter memperlihatkan unjuk rasa di berbagai provinsi mulai dari Ardabil, Khuzestan, Lorestan dan Razavi Khorasan. Sementara media pemerintah melaporkan ketertiban sudah ditegakan kembali.
Namun unjuk rasa terus berlanjut di 40 kota dan kabupaten di seluruh Iran termasuk Kota Quchan, Kota Rasht dan Kota Hamedan. Keaslian unggahan di media sosial belum dapat diverifikasi secara mandiri.
Pada Jumat (13/5/2022) kantor berita Iran, IRNA melaporkan beberapa toko "di sejumlah kota dibakar" mendorong polisi menangkap para "provokator".
Kantor berita semi-resmi ILNA mengutip anggota parlemen yang mengatakan setidaknya satu orang pengunjuk rasa di Kota Dezful meninggal dunia. Kota itu terletak di provinsi kaya minyak Khuzestan. Tapi video di Twitter menunjukkan setidaknya empat orang tewas terbunuh pasukan keamanan.