Senin 16 May 2022 06:56 WIB

Kinerja Otoritas Kesehatan Mengecewakan, Korut Kerahkan Militer Perangi Covid-19

Kinerja kabinet dan otoritas kesehatan dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya

Rep: rizky jaramaya/ Red: Hiru Muhammad
Dalam gambar yang dibuat dari video yang disiarkan oleh KRT Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di televisi pemerintah selama pertemuan untuk mengakui kasus pertama COVID-19 negara itu Kamis, 12 Mei 2022, di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara memberlakukan penguncian nasional pada hari Kamis untuk mengendalikan wabah COVID-19 pertama yang diakui setelah bertahan selama lebih dari dua tahun pada klaim yang diragukan secara luas tentang rekor sempurna yang mencegah virus yang telah menyebar ke hampir setiap tempat di dunia.
Foto: KRT via AP
Dalam gambar yang dibuat dari video yang disiarkan oleh KRT Korea Utara ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengenakan masker di televisi pemerintah selama pertemuan untuk mengakui kasus pertama COVID-19 negara itu Kamis, 12 Mei 2022, di Pyongyang, Korea Utara. Korea Utara memberlakukan penguncian nasional pada hari Kamis untuk mengendalikan wabah COVID-19 pertama yang diakui setelah bertahan selama lebih dari dua tahun pada klaim yang diragukan secara luas tentang rekor sempurna yang mencegah virus yang telah menyebar ke hampir setiap tempat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengerahkan militer untuk membantu memerangi wabah Covid-19. Kim meminta militer mendistribusikan pasokan obat-obatan di Pyongyang.

Dalam pertemuan darurat politbiro pada Ahad (15/5/2022), Kim mengkritik kinerja kabinet dan otoritas kesehatan. Kim menilai mereka tidak bertanggung jawab dan tidak mampu melaksanakan tugas secara terorganisir.

Baca Juga

Pemerintah Korea Utara telah memerintahkan pendistribusian cadangan obat-obatan nasional. Tetapi Kim mengatakan, obat-obatan yang dibeli oleh negara tidak dapat menjangkau orang-orang secara tepat waktu dan akurat melalui apotek. Kim memerintahkan agar pasukan dari korps medis tentara dikerahkan untuk menstabilkan pasokan obat-obatan di Kota Pyongyang.

Kantor berita negara, KCNA melaporkan, Kim mengunjungi apotek yang terletak di dekat Sungai Taedong di Pyongyang untuk melakukan sidak terkait pasokan dan penjualan obat-obatan. Kim mengatakan, apotek tidak dilengkapi fasilitas dengan baik untuk menjalankan fungsinya. Menurut Kim, apotek tidak mempunyai tempat penyimpanan obat yang memadai selain etalase, dan tenaga penjual tidak dilengkapi dengan pakaian sanitasi yang layak.  

Pemerintah Korea Utara telah mengatakan, sebagian besar kasus kematian sejauh ini disebabkan oleh kecerobohan orang-orang dalam meminum obat. Mereka kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi virus korona, terutama varian omicron dan metode pengobatan yang benar.

Korea Utara melaporkan 392.920 orang memiliki gejala demam. Sejauh ini Korea Utara mencatat 21 kematian. Namun KCNA tidak melaporkan berapa banyak kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19.

Pekan lalu, untuk pertama kalinya Korea Utara mengakui bahwa mereka sedang memerangi wabah Covid-19. Para ahli khawatir bahwa wabah itu dapat menghancurkan Korea Utara karena persediaan medis terbatas dan tidak ada program vaksin.  

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement