REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Angka kasus Demam Berdarab Dengue (DBD) di Kota Bogor pada Mei 2022, dilaporkan meningkat dibanding sejak awal tahun. Oleh karenanya, warga Kota Bogor diminta mewaspadai DBD yang saat ini tercatat ada 152 kasus di Kota Bogor.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena, mengakui ada tren peningkatan kasus DBD dalam empat bulan terakhir. Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut.
“Mulai sekarang kita jangan tertutup oleh isu Covid-19, karena DBD lebih berbahaya. Sehingga peningkatan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus kembali digalakkan lagi. Kemarin sudah dimulai dari tingkat Kecamatan dan Puskesmas,” jelas Erna, Ahad (15/5).
Erna menegaskan, Dinkes Kota Bogor sudah menginstruksikan masyarakat melalui kecamatan dan puskesmas untuk menggalakkan kembali pemberantasan sarang nyamuk. “Yang penting pemberantasan sarang nyamuk, pemberantasan jentik nyamuk, di tanaman-tanaman, talang air itu harus dilakukan. Prinsipnya saat musim hujan jangan sampai ada genangan. Nyamuk pembawa virus DBD itu berkembang biak di genangan,” jelasnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, dalam empat bulan terakhir pada 2022, jumlah akumulatif DBD mencapai 511 kasus. Erna memerinci, pada Januari ada 129 kasus, Februari 75 kasus, Maret 155 kasus, dan April 152 kasus.
Sementara, berdasarkan data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, hingga pekan kedua Mei 2022, RSUD telah menerima 19 kasus anak dengan gejala DBD. Namun angka dalam perawatan di RSUD Kota Bogor itu turun dibandingkan jumlah pasien pada Januari di atas 100 kasus, Februari 61 kasus, Maret 42, dan April 56 kasus.
Tren per tahun juga meningkat dalam 2 tahun masa pandemi Covid-19. 2020 pasien DBD yang dirawat di RSUD Kota Bogor ada sebanyak 89 pasien dan pada 2021 118 kasus.