Senin 16 May 2022 10:16 WIB

Korsel Tegaskan Komitmen untuk Bantu Korut Lawan Covid-19

Korut mengerahkan militer untuk membantu memerangi wabah Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Yoon Suk-yeol. Seoul berkomitmen membantu Korea Utara untuk mengatasi wabah Covid-19.
Foto: EPA-EFE/YONHAP
Presiden Yoon Suk-yeol. Seoul berkomitmen membantu Korea Utara untuk mengatasi wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Senin (16/5/2022) mengatakan, Seoul berkomitmen membantu Korea Utara untuk mengatasi wabah Covid-19. Yoon kembali menegaskan bahwa Korea Selatan terbuka untuk mengirim bantuan kemanusiaan.

"Jika Korea Utara menanggapi (dukungan kami), kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan bantuan obat-obatan termasuk vaksin Covid-19, peralatan medis, dan tenaga kesehatan," kata Yoon dalam pidato di sidang pleno Majelis Nasional.

Baca Juga

Secara terpisah dalam pidatonya, Yoon juga mengatakan, dia akan membahas  cara-cara untuk memperkuat kerja sama pada rantai pasokan global melalui Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik bersama dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Biden dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada minggu ini.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengerahkan militer untuk membantu memerangi wabah Covid-19. Kim meminta militer mendistribusikan pasokan obat-obatan di Pyongyang.

Dalam pertemuan darurat politbiro pada Ahad (15/5/2022), Kim mengkritik kinerja kabinet dan otoritas kesehatan. Kim menilai mereka tidak bertanggung jawab dan tidak mampu melaksanakan tugas secara terorganisir.

Pemerintah Korea Utara telah memerintahkan pendistribusian cadangan obat-obatan nasional. Tetapi Kim mengatakan, obat-obatan yang dibeli oleh negara tidak dapat menjangkau orang-orang secara tepat waktu dan akurat melalui apotek. Kim memerintahkan agar pasukan dari korps medis tentara dikerahkan untuk menstabilkan pasokan obat-obatan di Kota Pyongyang.

Kantor berita negara, KCNA melaporkan, Kim mengunjungi apotek yang terletak di dekat Sungai Taedong di Pyongyang untuk melakukan sidak terkait pasokan dan penjualan obat-obatan. Kim mengatakan, apotek tidak dilengkapi fasilitas dengan baik untuk menjalankan fungsinya. Menurut Kim, apotek tidak ada mempunyai tempat penyimpanan obat yang memadai selain etalase, dan tenaga penjual tidak dilengkapi dengan pakaian sanitasi yang layak.  

Pemerintah Korea Utara telah mengatakan, sebagian besar kasus kematian sejauh ini disebabkan oleh kecerobohan orang-orang dalam meminum obat. Mereka kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang infeksi virus korona, terutama varian omicron dan metode pengobatan yang benar.

Korea Utara melaporkan 392.920 orang memiliki gejala demam. Sejauh ini Korea Utara mencatat 21 kematian. Namun KCNA tidak melaporkan berapa banyak kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19.

Pekan lalu, untuk pertama kalinya Korea Utara mengakui bahwa mereka sedang memerangi wabah Covid-19. Para ahli khawatir bahwa wabah itu dapat menghancurkan Korea Utara karena persediaan medis terbatas dan tidak ada program vaksinasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement