REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai peluang Ridwan Kamil di pilpres 2024 hanya mungkin melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Hal tersebut tidak lepas dari kedekatan Ridwan Kamil dengan sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIB.
"Karena belakangan ini kan Ridwan Kamil nyaris tidak pernah disebut misalnya oleh Nasdem soal capres yang bakal diusung. Artinya RK kesulitan mencari poros yang bisa mengusung dirinya," kata Adi kepada Republika.co.id, Senin (16/5).
Begitu juga di PDIP dan Gerindra, nama Ridwan Kamil hampir tidak pernah muncul. Termasuk di Demokrat dan PKB yang sudah memiliki jagoannya masing-masing. "Paling mungkin Ridwan Kamil mendekat dan merapat dengan koalisi Indonesia Bersatu yang masih sangat terbuka opsi-opsi capres dan cawapresnya," ujarnya.
Menyikapi pertemuan Ridwan Kamil dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kemarin, sangat mungkin Ridwan Kamil akan digandeng menjadi cawapres. Menurut Adi, Ridwan Kamil akan mungkin dipasangkan dengan Airlangga. Sebab saat ini partai yang secara terbuka mengusung kadernya sebagai capres baru Partai Golkar.
"Kalau melihat opsi saat ini kan baru Airlangga yang sebagai capres karena PPP dan PAN belum memunculkan nama. Bisa saja RK di-PAN-kan diusulkan oleh PAN untuk mendampingi Airlangga Hartarto. Itu kemungkinan di belakang layarnya. Berbalut komunikasi politik yang dilakukan ke PAN dan Golkar," ucapnya.
"Tapi yang jelas bagi Ridwan Kamil sekalipun pintu yAng masih terbuka ya hanya melalui koalisi Indonesia bersatu ini," imbuhnya.
Kendati demikian menurutnya komposisi capres cawapres di KIB masih sangat cair. Bahkan bisa jadi KIB justru bubar. "Yang jelas kan baru permulaan ya, jadi apapun bisa terjadi. Bisa saja koalisinya bubar, bisa saja komposisinya capres dan cawapresnya berubah apapun, tapi yang jelas menjaring tokoh-tokoh jadi bagian dari Indonesia bersatu ini jadi penting. Karena dua tahun ini sudah dekat," terangnya.