Senin 16 May 2022 14:51 WIB

Keluarga Tunggu Kepastian Data Kecelakaan Maut Tol Sumo

Rombongan yang kecelakaan di Tol Sumo adalah warga yang pulang berlibur.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Lokasi kejadian kecelakaan tunggal bus Ardiansyah di tol Surabaya-Mojokerto.
Foto: Dokumen
Lokasi kejadian kecelakaan tunggal bus Ardiansyah di tol Surabaya-Mojokerto.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebagian besar korban kecelakaan maut Bus Ardiansyah dengan Nopol S 7322 di kilometer 712+400 jalur A, Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) pada Senin (16/5/2022) pagi merupakan warga Kampung Benowo Krajan, Pakal, Surabaya. Mereka memgalami kejadian nahas tersebut sepulang liburan dari Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.

Salah satu keluarga korban, Teti Indriyati mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga masih menunggu informasi valid terkait data korban akibat kecelakaan tersebut. Teti menjelaskan, anggota keluarganya yang ikut berlibur ke Wonosobo adalah bapak dan kakaknya.

Baca Juga

"Bapak masih kritis, kalau kakak saya dikabarkan sudah meninggal sama suaminya. Ini masih nunggu lagi informasi yang pasti," kata Teti, Senin.

Warga RT 01, RW 02, Benowo Krajan, Pakal, Surabaya Abdur Rohim menjelaskan, wisata ke luar kota memang sudah menjadi tradisi tahunan warga setempat setelah merayakan lebaran idul fitri. Abdur Rohim menjelaskan, ini merupakan liburan pertama setelah dua tahun terhenti akibat pandemi Covid-19.

"Baru pertama ini lagi setelah pandemi (Covid-19). Pernah ke Bali, jadi sudah jadi tradisi liburan warga sini," ujarnya.

Warga Benowo Krajan lainnya, Ahmad Suud (43) juga membenarkan, rombongan yang mengalami kecelakaan di Tol Sumo tersebut merupakan warga sekitar yang baru pulang berlibur dari Dieng, Wonosobo. Suud memgaku, sebagian dari para korban yang dikabarkan meninggal dunia adalah temannya.

"Setelah lebaran ada acara wisata bersama. Siapa yang mau ikut nanti bayar uang wisata dan ada yang koordinir," ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement