Yogya Belum Rencanakan Screening Deteksi Hepatitis Akut pada Anak
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wabah hepatitis misterius (ilustrasi). | Foto: Reuters
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui dinas kesehatan (dinkes) belum merencanakan untuk melakukan screening guna mendeteksi hepatitis akut pada anak. Hingga saat ini, belum ditemukan adanya kasus hepatisis akut pada anak di Kota Yogyakarta.
"Sementara belum ada (rencana screening), tapi lebih ke (upaya) preventif," kata Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu.
Endang menuturkan, pihaknya saat ini melakukan upaya-upaya pencegahan agar anak tidak terjangkit penyakit hepatitis akut. Salah satunya dengan melakukan imunisasi atau vaksinasi hepatitis kepada anak.
Pihaknya sendiri tidak hanya melayani masyarakat yang ber-KTP Kota Yogyakarta. Namun, masyarakat yang berdomisili di Kota Yogyakarta dan tidak ber-KTP Kota Yogyakarta juga bisa mendapatkan imunisasi hepatitis ini.
"Terkait dengan preventif, kita di Kota Yogya sudah melayani yang imunisasi hiperHEP atau antibodi hepatitis B yang itu diberikan pada anak baru lahir dari ibu reaktif hepatitis B," ujar Endang.
Ia menyebut, rata-rata per tahunnya di Kota Yogyakarta ada 30 ibu penderita hepatitis B yang melahirkan. Untuk mencegah anak terjangkit hepatitis, maka bayi yang baru lahir akan diimunisasi.
"Begitu lahir bayi itu harus disuntik imunoglobulin hepatitis B, itu salah satu bentuk pencegahan. KTP mana pun vaksin kita berika di Kota Yogya," jelasnya.
Endang menyebut, masyarakat harus tetap waspada meskipun belum ditemukan adanya kasus hepatitis akut di Yogyakarta. Masyarakat diminta untuk mengenali gejala penyakit ini dan melaporkannya kepada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika anak memiliki gejala hepatitis akut.
"Gejala awal yang perlu diwaspadai demam, mual, muntah, kembung dan anak kecil biasanya tidak nyaman atau perut sakit. Itu kewaspadaan awal. Dari masyarakat tetap untuk tidak panik tapi waspada, angan dianggap enteng," tambah Endang.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Arumi Wulandari mengatakan, masyarakat termasuk sekolah juga diminta untuk tetap waspada. Termasuk melaporkan ke fasyankes jika anak mengalami gejala hepatitis.
"Kantin-kantin sekolah dan makanan-makanan di sekitar sekolah harus diwaspadai. Deteksi dini apabila anak-anak yang ada gejala hepatitis agar dilaporkan ke fasyankes," kata Arumi.