'Silaturahim Diperlukan untuk Jaga Kerukunan Kebangsaan'
Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Bersilaturahim | Foto: Foto : MgRol_92
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tradisi mudik ke kampung halaman, halal bihalal, saling memaafkan, dan berkumpul bersama menjadi tradisi unik dalam memaknai hari kemenangan sepanjang bulan Syawal. Tradisi dan kearifan lokal seperti ini dalam memaknai ajaran agama menjadi penting untuk mengikat persaudaraan dan solidaritas di tengah keragaman bangsa.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Muayyad Windan, Sukoharjo, KH Mohammad Dian Nafi’, beranggapan silaturahim memiliki andil besar dalam mendukung kerukunan dan penerimaan terhadap keragaman, bahkan menjadikannya modalitas untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.
"Bangsa Indonesia terdiri atas 1.340 suku bangsa. Perjuangan bangsa Indonesia berhasil sukses karena bisa menyingkirkan sikap-sikap negatif seperti kebencian dan intoleransi sejak awal. Dan bangsa Indonesia diuntungkan oleh kebiasaannya untuk mendewasakan diri dengan berbagai perjumpaan," ujar KH Mohammad Dian Nafi, di Solo, Sabtu (14/5/2022).
Ia melanjutkan, hal tersebut bahkan dibuktikan dengan berbagai kekuatan asing yang telah masuk silih berganti ke dalam masyarakat suku Indonesia. Beruntung kerja sama antarsuku selalu menambahkan kekuatan suku-suku untuk mempertahankan kepribadian yang mereka miliki.
"Karena ada kekuatan yang terus berkembang, yaitu kesadaran sebagai sebuah himpunan besar yang lebih kuat, yaitu Bangsa Indonesia yang terjalin melalui silaturahmi," ucap pria yang juga Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) ini.
Sehingga guna mewujudkan rasa memperkuat, mempererat persaudaraan kebangsaan dan saling mengenal sebagai upaya mengebalkan imunitas, ia menilai dibutuhkannya upaya konkret yang positif.
"Untuk mewujudkan rasa memperkuat dan mempererat persaudaraan kebangsaan adalah melalui pengamalan agama, pendidikan, kegiatan hidup penduduk sehari-hari, dan kekuatan untuk mengurus ihwal penegakan norma di antara mereka," tutur KH Dian Nafi.
Menurutnya, dalam ajaran agama sendiri selalu memuat segi-segi yang memperkuat kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, kerjasama, kepedulian dan perdamaian. Tidak hanya itu, pengamalan Pancasila sebagai pandangan hidup juga mencegah masyarakat kehilangan kekuatan sebagai sebuah bangsa serta dari kehilangan rahmat Ilahi. "Dengan itu masyarakat Indonesia menguatkan imunitasnya dari gagasan-gagasan yang merusak kemanusiaan dan persatuan," ujarnya.