Senin 16 May 2022 19:33 WIB

Alquran Ungkap Tujuan Manusia Diberi Hati Nurani

Alquran menjelaskan bahwa salah satu tujuan manusia diberi hati nurani.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Mushaf Alquran
Foto: saudigazette
Mushaf Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menjelaskan bahwa salah satu tujuan manusia diberi hati nurani, penglihatan dan pendengaran agar mereka dapat bersyukur kepada Allah. Hal ini dijelaskan dalam Surah An-Nahl Ayat 78 dan tafsirnya.

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Baca Juga

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (QS An-Nahl: 78)

Ayat ini mengandung arti bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui, tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Di antara bukti kekuasaan dan pengetahuan Allah adalah Dia telah mengeluarkan manusia dari perut ibunya.

Manusia sebelumnya tidak ada, kemudian terjadilah suatu proses yang mewujudkan manusia dalam bentuk janin yang hidup dalam kandungan ibu dalam waktu yang ditentukan-Nya. Ketika masanya telah tiba, Allah mengeluarkan manusia dari perut ibunya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, baik tentang dirinya sendiri maupun tentang dunia di sekelilingnya.

Allah memberimu pendengaran agar dapat mendengar bunyi, penglihatan agar dapat melihat objek, dan hati nurani agar dapat merasa dan memahami. Demikianlah, Allah menganugerahkan itu semua kepada manusia agar manusia bersyukur.

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama ayat ini mengandung arti, Allah SWT menjelaskan kegaiban dan keajaiban yang sangat dekat dengan manusia. Mereka mengetahui fase-fase pertumbuhan janin, tetapi tidak mengetahui bagaimana proses perkembangan janin yang terjadi dalam rahim sehingga mencapai kesempurnaan.

Sejak bertemunya sel sperma dan sel telur sampai menjadi manusia baru yang membawa sifat-sifat kedua orang tua dan leluhurnya. Dalam proses kejadian ini, terdapat rahasia hidup yang tersembunyi.

Sesudah mencapai kesempurnaan, Allah mengeluarkan manusia dari rahim ibunya dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Tetapi sewaktu masih dalam rahim, Allah menganugerahkan potensi, bakat, dan kemampuan seperti berpikir, berbahagia, mengindra, dan lain sebagainya pada diri manusia.

Setelah manusia lahir, dengan hidayah Allah, segala potensi dan bakat manusia itu berkembang. Akalnya dapat memikirkan tentang kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan, serta hak dan batil.

Dengan pendengaran dan penglihatan yang telah berkembang itu, manusia mengenali dunia sekitarnya, mempertahankan hidupnya, dan mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Dengan perantaraan akal dan indra, pengalaman dan pengetahuan manusia dari hari ke hari semakin bertambah dan berkembang.

Semua itu merupakan rahmat dan anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak terhingga. Oleh karena itu, seharusnyalah mereka bersyukur kepada-Nya, baik dengan cara beriman kepada keesaan Allah, dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain maupun dengan mempergunakan segala nikmat Allah untuk beribadah dan patuh kepada-Nya.

Hadis Nabi Muhammad SAW, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah berfirman: Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tiada mendekat kepada-Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada menjalankan pekerjaan yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku selalu mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan menjalankan ibadah-ibadah sunah sehingga Aku menyukainya. Apabila Aku telah menyukainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang ia pakai mendengar, penglihatannya yang ia pakai melihat, tangannya yang ia pakai memukul, dan kakinya yang ia pakai berjalan. Apabila ia memohon kepada-Ku, pasti akan Kukabulkan permohonannya, dan apabila ia minta perlindungan kepada-Ku, pasti Aku lindungi dia. (HR Al-Bukhari)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement