Selasa 17 May 2022 08:05 WIB

Moskow Sebut Upaya Isolasi Rusia Perburuk Krisis Pangan Global

Ukraina dan Rusia menyumbang 29 persen dari produksi gandum untuk pasar dunia.

Red: Dwi Murdaningsih
Petani memanen dengan menggabungkan mereka di ladang gandum dekat desa Tbilisskaya, Rusia, 21 Juli 2021. Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global.
Foto: AP/Vitaly Timkiv
Petani memanen dengan menggabungkan mereka di ladang gandum dekat desa Tbilisskaya, Rusia, 21 Juli 2021. Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Senin (13/5/2022) bahwa upaya Barat dan kelompok negara-negara G7 untuk mengisolasi Moskow telah memperburuk kekurangan pangan global. Para menteri luar negeri G7 berjanji pada Sabtu (12/5/2022) untuk memperkuat isolasi ekonomi dan politik Rusia.

Menteri negara G7 juga terus memasok senjata ke Ukraina. Negara-negara tersebut juga berupaya mengurangi kekurangan pangan yang dipicu invasi Rusia pada 24 Februari terhadap tetangganya.

Baca Juga

"Upaya untuk mengalihkan Rusia secara ekonomi, finansial, dan logistik dari saluran kerja sama internasional yang sudah berlangsung lama hanya memperburuk krisis ekonomi dan pangan," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan di situs webnya.

"Perlu dicatat bahwa tindakan sepihak negara-negara Barat, terutama dari Kelompok Tujuh, hanya memperburuk masalah pemutusan rantai logistik dan keuangan pasokan makanan ke pasar dunia," ucap pernyataan itu.

Sebelum perang, gabungan Ukraina dan Rusia menyumbang sekitar 29 persen dari produksi gandum untuk pasar dunia. Moskow menyebut tindakan invasi di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis. Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement