REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- India resmi melarang ekspor gandum sejak Jumat (13/5/2022) pekan lalu akibat adanya gangguan iklim berupa gelombang panas yang berdampak pada gangguan produksi. Kebijakan tersebut secara tak langsung akan berdampak pada suplai gandum untuk Indonesia.
Meski demikian, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan, pasokan gandum di Indonesia masih cukup untuk tiga bulan ke depan. Namun, Lutfi tak menjelaskan lebih detail mengenai angka ketersediaan.
"Sementara ini kita punya stok cukup untuk tiga bulan ke depan secara aman. Jadi kita berprinsip abis tiga bulan ini baru kita berbicara itu," kata Lutfi usai melihat implementasi program Migor Rakyat di Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Indonesia merupakan negara net importir gandum karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri. India pun menjadi salah satu pemasok gandum bagi Indonesia, meskipun bukan yang terbesar.
Namun, pihaknya memahami langkah India yang memprioritaskan kepentingan nasional, sebagaimana Indonesia yang juga melarang ekspor CPO untuk kepentingan domestik. "Jadi kita mengerti apa yang dimaksud (India) dan mudah-mudahan tidak terlalu lama supaya perdagangan internasional bisa berjalan baik," kata Lutfi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor gandum India periode April 2022 mengalami penurunan drastis jika dibanding bulan yang sama tahun lalu. Tercatat, pada April 2021, total volume impor gandum dari India mencapai 55,66 ribu ton dengan nilai sebesar 15,34 juta dolar AS.
"Sedangkan di bulan April 2022, volume impornya 2.000 ton dan nilainya 780 ribu dolar AS," kata Kepala BPS Margo Yuwono.
Adapun, total impor gandum Indonesia dari India sepanjang 2021 lalu mencapai 318,4 ribu ton dengan nilai mencapai 100,9 juta dolar AS.
Diketahui, salah satu pemasok utama gandum bagi Indonesia yakni Ukraina. Namun negara tersebut tengah terlibat perang dengan Rusia yang juga membuat kekhawatiran bagi Indonesia.
Pasalnya, gandum menjadi bahan baku tepung terigu yang digunakan untuk membuat produk makanan seperti mie dan roti. Selain itu, gandum juga menjadi salah satu bahan baku pakan ternak unggas.
Tercatat, sepanjang 2021, lalu total impor gandum Indonesia dari Ukraina sebanyak 2,07 juta ton atau senilai 624,6 juta dolar AS. Total impor tersebut berkontribusi sekitar 23 persen dari impor gandum Indonesia selama setahun sebesar 8,4 juta ton.
Sementara itu BPS mencatat terdapat kenaikan harga gandum dunia. Selama April, harga gandum sudah melonjak tinggi mencapai 495,3 dolar AS per ton. Harga itu sudah naik 1,85 persen dari bulan sebelumnya atau melonjak 76,2 persen dibandingkan April 2021 lalu.