REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ambassadorial Lecture-The Future of Palestine:Paving the Way for Sustainable Peace. Ini merupakan salah satu program kerja sama UII dengan Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia.
Kegiatan itu menghadirkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, untuk membagikan kondisi faktual dari perjuangan Palestina meraih kemerdekaan. Rektor UII, Prof Fathul Wahid, menyampaikan apresiasi atas kedatangan Zuhair.
Fathul turut menyerahkan donasi senilai Rp 100 juta dari UII kepada Palestina. Selain itu, UII telah dan akan terus memberikan beasiswa kepada lima mahasiswa asal Palestina setiap tahunnya, dan salah satunya di Fakultas Kedokteran UII.
Bahkan, ia mengungkapkan, sampai saat ini terdapat dua orang mahasiswa yang berasal dari Palestina dan sedang menempuh pendidikan master di UII. Baik yang melalui jalur beasiswa maupun yang berkuliah menggunakan biaya secara mandiri.
"Doa kami akan selalu untuk orang-orang Palestina," kata Fathul, Selasa (17/5/2022).
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun menekankan, sudah sejak lama orang-orang Palestina merasa sangat dekat dengan Indonesia. Karenanya, ia turut menyampaikan apresiasi kepada UII yang telah memberikan kesempatan besar.
"Semua orang Palestina selalu membicarakan tentang dukungan dari Indonesia baik dari level pemerintah sampai masyarakat biasa," ujar Zuhair.
UII dan Palestina sendiri telah bekerja sama sejak 2012 lewat serangkaian donasi yang diberikan dan diskusi panel. Program UII Peduli mulai 2019 untuk membantu Palestina, dan pada 2020 mahasiswa Palestina mulai berkuliah di Prodi Akuntansi.
Dalam paparannya, ia mengingatkan, sejak Yasser Arafat, Palestina sudah pernah mencoba untuk mewujudkan perdamaian melalui Dokumen 1993. Tapi, bagaimanapun, Israel senantiasa mencoba menjalankan misi-misi mereka di tanah Palestina.
Ia mengingatkan, Perjanjian Naqba yang sempat disepakati membagi wilayah untuk Palestina dan Israel tidak berlaku secara efektif. Hal itu disebabkan wilayah Palestina selalu berkurang, sampai kini tersisa hanya 22 persen untuk Palestina.
"Penyerangan terhadap jurnalis Palestina baru-baru ini mempersulit perdamaian antara kedua pihak. Peziarah yang datang pada saat pemakamanpun ditembaki oleh tentara Israel," kata Zuhair.