Rabu 18 May 2022 01:20 WIB

Uskup Agung Katolik Palestina Kecam Serangan Israel di Pemakaman Jurnalis Aljazirah

Jurnalis Aljazirah Shireen Abu Akleh ditembak mati oleh tentara Israel.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. Uskup Agung Katolik Palestina Kecam Serangan Israel di Pemakaman Jurnalis Aljazirah
Foto: Abbas Momani/Pool via AP
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. Uskup Agung Katolik Palestina Kecam Serangan Israel di Pemakaman Jurnalis Aljazirah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Uskup Agung Katolik di Yerusalem pada Senin (16/5/2022) mengutuk keras serangan polisi Israel pekan lalu di sebuah rumah sakit Kristen menjelang pemakaman reporter Aljazirah Palestina Shireen Abu Akleh. Wartawan veteran itu ditembak mati dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat.

 

Baca Juga

Israel menuduh orang-orang bersenjata di Palestina bertanggung jawab meski ada banyak bukti Israel bertanggung jawab atas pembunuhannya. Israel kemudian mundur dan mengatakan jurnalis veteran itu sangat mungkin terbunuh oleh tembakan Israel.

Kemarahan atas kematiannya diperparah pada Jumat (13/5/2022) ketika pasukan Israel di Yerusalem timur memukuli pengusung jenazah yang membawa peti mati Abu Akleh yang ditutupi oleh bendera Palestina. Patriark Latin Yerusalem Pierbattista Pizzaballa mengecam invasi polisi Israel dan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional di rumah sakit St Joseph, tempat jenazah Akleh ditahan. 

“Mereka memukul pelayat, memukul mereka dengan tongkat, menggunakan granat asap (dan) menembakkan peluru karet,” ujarnya mengkritik dalam konferensi pers di rumah sakit.

Ia berbicara atas nama para uskup di Yerusalem. Menurutnya, penyerangan yang dilakukan polisi tidak menghormati gereja, tidak menghormati lembaga kesehatan, tidak menghormati ingatan orang yang meninggal, dan menbuat pengusung jenazah hampir menjatuhkan peti mati.

 

Polisi Israel berjanji menyelidiki pembunuhan brutal Abu Akleh. Pembunuhan itu disiarkan langsung di seluruh dunia dan memicu kecaman luas termasuk dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB.

 

Para pejabat Palestina telah menolak permintaan Israel melakukan penyelidikan, dengan alasan Israel menutup-nutupi bukti yang signifikan. Seruan itu menggemakan tuntutan global untuk penyelidikan yang tidak memihak atas kematian Abu Akleh, seorang Palestina-Amerika, yang menurut Aljazirah dibunuh oleh Israel dengan sengaja dan dengan darah dingin.

 

Pasukan Israel sering menindak individu yang secara terbuka mengekspresikan identitas Palestina mereka, termasuk dengan mengibarkan bendera. Keluarga Abu Akleh dengan tegas membantah versi polisi tentang peristiwa kekerasan oleh warga Palestina, dengan mengatakan petugas menyerbu prosesi tersebut sebagai tanggapan atas bendera Palestina dan nyanyian yang ada.

 

Kakak mendiang jurnalis Anton Abu Akleh mengatakan pada Senin bahwa polisi telah memanggilnya malam sebelum pemakaman agar tidak boleh ada bendera Palestina, tidak ada slogan dan tidak ada nyanyian. “Saya berharap akan ada penentangan terhadap tindakan biadab ini," katanya, meminta pertanggungjawaban setelah penggerebekan.

https://english.alaraby.co.uk/news/christian-leaders-slam-israel-attack-abu-akleh-funeral

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement