Rabu 18 May 2022 03:26 WIB

Pembinaan UMKM dari Korporasi Bantu Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif 

Peran UMKM sangat penting untuk mencapai inklusivitas.

Red: Dwi Murdaningsih
UMKM (ilustrasi)
Foto: UGM
UMKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKART -- Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui partisipasi korporasi atau perusahaan besar menjadi aspek penting dalam peran Indonesia sebagai Presidensi G20 dan B20 tahun 2022. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan peran UMKM sangat penting untuk mencapai inklusivitas.

Menurutnta, peran korporasi sangat dibutuhkan untuk semakin meningkatkan peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi. “Ini juga yang menjadi latar belakang BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) meminta banyak investasi yang menyasar ekonomi kecil, walaupun produktivitasnya rendah tapi potensi pertumbuhannya sangat tinggi,” ujar Riefky, akhir pekan kemarin.

Baca Juga

Kementerian Investasi atau BKPM memang memasukkan kolaborasi Usaha Besar dengan UMKM sebagai satu di antara tujuh Key Performance Indicator (KPI) lembaga tersebut. Pada poin ketiga KPI dimaksud disebutkan bahwa BKPM mendorong investasi besar untuk bermitra dengan UMKM.

Berdasarkan data BKPM, total nilai kontrak kerja sama antara Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan UMKM pada tahun 2021 tumbuh 82 persen dibandingkan 2020 menjadi sebesar Rp 2,7 triliun. Jumlah UMKM yang terlibat juga naik signifikan mencapai 99 persen dari 192 pada 2020 menjadi 383 UMKM pada 2021. 

“Jadi sangat penting peran korporasi untuk memberdayakan UMKM. Karena korporasi ini lah yang kemudian bisa melakukan transfer knowledge, capacity building, dan technical improvement untuk UMKM,” ucap Riefky. 

Banyak negara, menurut Riefky, sudah membuktikan dampak positif yang besar dari peran korporasi dalam memberdayakan UMKM. Korporasi pun berperan menjadikan sebuah negara yang semula berstatus berkembang menjadi negara maju.

“Negara-negara berkembang yang menjadi negara maju atau mengalami produktivitas yang sangat tinggi, seperti Cina, Vietnam, mengandalkan sektor manufaktur dan ditopang oleh UMKM-nya,” kata dia.

Peran Indonesia dalam Presidensi G20 dan B20 ini diharapkan benar-benar dioptimalkan untuk mendorong potensi kolaborasi yang lebih besar antara korporasi dengan UMKM Indonesia. Dengan begitu bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Terlebih, kata Riefky, sudah cukup banyak aksi sejumlah korporasi di Indonesia yang merealisasikannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement