REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomenyebutkan angka neraca perdagangan dan ekspor yang menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah membuktikan bahwa ekonomi Indonesia semakin tangguh."Kita bersyukur bahwa salah satu engine utama pertumbuhan ekonomi ini terus mengalami performa gemilang dan bahkan kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa," kata Menko Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Neraca perdagangan, lanjutnya, merupakan determinan yang sangat penting dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia. Menko Airlangga menegaskan pemulihan kondisi perekonomian pascapandemi terus menjadi fokus pemerintah dalam pengambilan kebijakan dan menjadi fondasi dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kian masif ke depannya.
Berbagai kebijakan yang telah diambil pemerintah guna menjaga kestabilan kinerja fundamental perekonomian juga menunjukkan sinyal positif pada tiap leading indicator.Salah satunya, neraca perdagangan yang kembali melanjutkan tren surplus pada April 2022 dengan nilai mencapai 7,56 miliar dolar AS, yang merupakan rekor tertinggi dan melampaui rekor sebelumnya pada Oktober 2021 dengan nilai5,74 miliar dolar AS.
"Pencapaian tersebut kian membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih tangguh mengingat neraca perdagangan merupakan salah satu indikator utama dalam meningkatkan cadangan devisa dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia,"ucapnya.
Kinerja positif juga ditunjukkan pada indikator ekspor yang mengalami surplus dengan nilai 27,32 miliar dolar AS yang juga mampu mengungguli rekor tertinggi sebelumnya pada Maret 2022 sebesar 26,50 miliar dolar AS.Selain itu, program hilirisasi yang diterapkan pemerintah untuk mendorong nilai tambah komoditas di tengah harga yang kian meningkat juga memiliki andil dalam tumbuhnya kinerja ekspor saat ini.
Hal tersebut terlihat dari aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif dengan angka Purchasing Managers' Index (PMI) April 2022 di level 51,9 naik dari posisi bulan sebelumnya di level 51,3. Adanya kenaikan tersebut membawa nilai PMI Indonesia berada di atas level PMI negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (51,7), Malaysia (51,6), dan Myanmar (50,4).
Ke depan, pemerintah kian gencar dalam memaksimalkan berbagai potensi kebijakan lainnya seperti kerja sama bilateral dan multilateral dalam meningkatkan perdagangan, utamanya dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia."Salah satunya dengan melakukan program promosi ekspor dengan peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral. Forum G-20 juga akan dioptimalkan untuk menggali berbagai potensi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara," ujar Airlangga.
Selain itu, sisi impor tercatat mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar 10,01 persen (mtm) pada April 2022 menjadi sebesar 19,76 miliar dolar AS. Namun, penurunan tersebut tidak lantas menghambat kegiatan produksi karena komposisi utama impor didominasi oleh golongan bahan baku/penolong dengan porsi sebesar 78,62 persen, sehingga produksi barang baru yang bernilai tambah tinggi dapat terus dilakukan produsen yang akan mendorong peningkatan output nasional.