Rabu 18 May 2022 06:10 WIB

Prospek Saham dan Obligasi Indonesia Ditengah Naiknya Suku Bunga AS

Kenaikan suku bunga, pasar saham dan obligasi Indonesia dinilai masih prospektif

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto: Republika
Prospek saham dan obligasi RI di tengah kenaikan Suku Bunga AS

REPUBLIKA.CO.ID, Bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed), menaikkan suku bunga funds rate sebesar 50 basis poin pada 4 Mei lalu. Melihat kenaikan suku bunga, pasar saham dan obligasi Indonesia dinilai masih prospektif menurut Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan berikut indikatornya:

1. Inflasi yang Terjaga

Indeks harga konsumen April meningkat jadi 3,47 persen. MAMI memperkirakan inflasi bahkan bisa mencapai 4,4 - 4,8 persen. Meski tinggi namun relatif terjaga dibandingkan negara-negara lain.

2. Suku Bunga BI

BI sedari awal mengaku tidak terburu-buru naikkan suku bunga karena kenaikkan inflasi. Meski begitu BI diperkirakan 2 sampai 3 kali menaikkan suku bunga capai 4,00-4,25 persen sampai akhir 2022.

3. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia diprediksi akan membukukan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan tahun lalu. Indonesia juga menawarkan lindung nilai alami untuk investasi di tengah terus meningkatnya harga komoditas.

4. Prospek investasi

Prospek investasi di Indonesia terbilang masih menarik tercermin dari aliran dana asing yang masuk sebesar Rp 72 triliun sejak awal tahun sampai 28 April 2022, sebelum libur Idul Fitri, mendorong IHSG naik 9,84 persen dalam 4 bulan, tertinggi di kawasan Asia Pasifik.

Sumber: Republika.co.id pengolah: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement