REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Passion merupakan bagian penting bagi kehidupan manusia. Karena passion, seseorang bisa punya tujuan yang ingin dicapainya selama hidup. Karena passion, seseorang bisa pula menemukan kebahagiaan tertingginya di dunia.
Namun menemukan passion bukanlah perkara mudah di era disrupsi. Cepatnya arus informasi dan banyaknya pilihan terkadang membuat generasi muda makin galau saat menentukan keputusan karier dan pekerjaan seperti apa yang sesuai passion.
Pengusaha dan pembawa acara kondang Oprah Winfrey pernah bilang, ‘semangat adalah energi yang akan mendorong dan memberi energi kepada kita'. Sebaliknya tanpa semangat, kita kehilangan rasa untuk meraih tujuan dan kegembiraan. Tanpa semangat, kita mudah merasa galau dalam menjalani kehidupan. Karier dan pekerjaan pun dianggap sebagai aktivitas keseharian yang konstan semata.
Ketika menghadiri audiensi kebangsaan yang digelar Aliansi Cipayung Plus se-Jawa Timur di GOR Tawangalun, Banyuwangi pada Ahad (15/5/2022), Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rasa galau juga tak hanya menimpa generasi muda saat ini atau generasi z. Namun juga merasuki dirinya, meski dengan posisi dan status yang diraihnya saat ini.
Itu terjadi karena Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini melihat dominasi anak muda dalam populasi Indonesia tak menjamin kemudahan dalam mencari pekerjaan dan membangun usaha. Bahkan kata dia, disrupsi digital yang melanda dunia akhir-akhir ini dan di masa depan justru memicu banyaknya jenis pekerjaan yang akan hilang.
“Saya yang sudah di posisi ini pun galau. Demografi Indonesia mayoritas anak muda, mereka mencari pekerjaan dan juga usaha. Sudah populasinya banyak, sekarang ada disrupsi digital, banyak pekerjaan yang akan hilang,” ujarnya.
Karena ikut merasa galau, maka Erick Thohir mendorong semua CSR BUMN untuk terjun pada dua hal yaitu pendidikan dan pendampingan UMKM. Untuk program beasiswa, kata Erick, saat ini ada sekitar 7.700 beasiswa yang diberikan setiap tahunnya. Sementara untuk pelatihan UMKM ada Rumah BUMN untuk melatih UMKM naik kelas dari usaha mikro ke menengah.
“Program beasiswa BUMN saat ini ada 7.700 setiap tahun, karena saya galau. Kalau anak muda kita tidak melakukan upgrading kemampuan. Kita juga ada Rumah BUMN untuk mendorong UMKM naik kelas,” ucap Erick.
Terakhir, Erick meminta anak muda Indonesia memanfaatkan disrupsi digital sebagai sebuah peluang. Menurut Erick, hadirnya disrupsi digital akan memformat ulang banyak industri dan ekonomi. “Hal tersebut sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan anak muda untuk bersaing. Akibat disrupsi banyak pekerjaan hilang, tapi sekaligus kesempatan juga datang,” jelasnya.