Rabu 18 May 2022 09:09 WIB

UAS Disegani di Malaysia dan Brunei, Tapi Ditolak Singapura

Fraksi PAN DPR dorong Kemenlu proaktif membela UAS dan desak Singapura minta maaf.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ustazd Abdul Somad usai memberikan kajian tausiyah di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustazd Abdul Somad usai memberikan kajian tausiyah di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah Singapura memberikan penjelasan secara terbuka terkait tindakan imigrasi negeri Singa yang tidak mengizinkan Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk dan mendeportasi kembali ke Indonesia. UAS sempat dimasukkan ke dalam ruangan sempit, sebelum diminta balik ke Batam.

"Kejadian ini sangat disayangkan dan akan menimbulkan rasa tidak adil di hati warga Indonesia karena selama ini, warga negara Singapura sangat bebas untuk keluar masuk Indonesia," kata Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Dia menilai, UAS adalah tokoh yang disegani di Indonesia dan dihormati di banyak negara, termasuk di Malaysia, Brunei, dan banyak negara lainnya. Saleh menyakini, UAS sangat disukai dan diidolakan oleh warga Melayu Singapura karena terampil dalam ceramah agama dan sebagai sosok yang baik dan rendah hati.

"Ini bukan perkara boleh masuk atau tidak. Tetapi ini masalah keadilan dan kesetaraan. Ini masalah hubungan diplomatik negeri serumpun," ujarnya. Menurut dia, persoalan yang dihadapi UAS merupakan masalah sensitif sehingga pemerintah Indonesia harus mempertanyakan tindakan Singapura tersebut.

Saleh meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) proaktif untuk membela UAS. Hal itu karena yang bersangkutan sebagai warga negara Indonesia harus diberi perlindungan dan dijaga kehormatannya.

"Jangan sampai ada kesan bahwa orang Indonesia disepelekan, dikecilkan, dan diperlakukan tidak baik. Kalau kepada UAS saja bisa seperti itu, tentu kepada warga negara Indonesia yang lain bisa lebih tidak adil lagi," katanya.

Selain itu, Saleh meminta agar pemerintah Indonesia mendesak Singapura menyampaikan permohonan maaf. Menurut dia, permintaan maaf itu perlu dilakukan agar ke depan tidak boleh ada lagi kasus serupa yang menimpa WNI di Singapura.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement