Antisipasi Dampak Kekeringan, Gunungkidul Siapkan Bantuan Air Bersih
Red: Yusuf Assidiq
Pengambilan air bersih untuk disalurkan untuk warga di Sadeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan bantuan air bersih untuk warga guna mengantisipasi kemungkinan terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih selama musim kemarau 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono mengatakan kekurangan air bersih berisiko terjadi di daerah yang rawan mengalami kekeringan selama musim kemarau. Utamanya di daerah yang belum terjangkau pelayanan PDAM Tirta Handayani.
"Kami di BPBD menyiapkan 400 tangki air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Untuk bantuan air bersih dari kecamatan disesuaikan dengan anggaran yang ada di kecamatan tersebut," kata dia.
Dijelaskan, BPBD rutin mengalokasikan anggaran untuk menyediakan bantuan air bersih selama musim kemarau dan jika alokasi anggaran rutin habis maka BPBD akan mengajukan permohonan menggunakan alokasi biaya tak terduga (BTT) untuk keperluan tersebut.
Namun demikian, pencairan BTT baru bisa dilakukan setelah penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan.
"Kami optimistis tahun ini anggaran untuk bantuan air bersih mencukupi meski anggarannya tak sebanyak tahun-tahun yang lalu, (apalagi) masyarakat saat ini sudah banyak yang dilayani oleh PDAM," kata Purwono.
BPBD Gunungkidul memantau dan memetakan daerah-daerah yang rawan mengalami kekeringan selama musim kemarau.
Pipanisasi yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum secara masif di daerah yang dilalui Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) membantu mengurangi risiko kekurangan pasokan air bersih selama musim kemarau.
"Sumber mata air dari Bribin bisa untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk wilayah Gunungkidul bagian timur dan bagian tengah," kata Purwono.
Menurut dia, hingga akhir Mei 2022 ketersediaan air diperkirakan masih aman karena warga masih bisa mendapatkan air dari sumber-sumber air yang ada, termasuk telaga.
Selain itu, ia mengatakan, warga masih bisa menampung air hujan di bak-bak penampungan untuk memenuhi kebutuhan air.
"Hujan masih turun di wilayah Gunungkidul meski tidak merata, sehingga bisa dimanfaatkan warga," katanya. Dia memperkirakan bantuan air bersih mulai dibutuhkan warga sekitar Juni 2022.