Rabu 18 May 2022 13:40 WIB

DAS Serayu Kritis, Pemkab Purbalingga Diminta Lakukan Penghijauan

Akademisi Imam Prasodjo minta Pemkab Purbalingga melakukan penghijauan di DAS Serayu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bilal Ramadhan
Foto udara aliran Sungai Serayu yang meluap dan merendam permukiman, area persawahan dan sejumlah ruas jalan. Akademisi Imam Prasodjo minta Pemkab Purbalingga melakukan penghijauan di DAS Serayu.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Foto udara aliran Sungai Serayu yang meluap dan merendam permukiman, area persawahan dan sejumlah ruas jalan. Akademisi Imam Prasodjo minta Pemkab Purbalingga melakukan penghijauan di DAS Serayu.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Akademisi Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo menemui Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Selasa (17/5) di Ruang Tamu Rumah Jabatan Bupati. Pada pertemuan ini, Ia menginformasikan akan adanya potensi bencana dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu jika tidak segera dicegah.

"Saya mendapat berita bahwa Sungai Serayu itu mengalami erosi, kiriman lumpur yang sangat besar dan bahkan yang tertangkap di waduk Jendral Soedirman (Mrica, Banjarnegara) setiap tahunnya 4 juta meter kubik. Diperkirakan kalau kita tidak melakukan sesuatu waduk Mrica dalam waktu dekat bisa tidak berfungsi," kata Imam dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga

Potensi yang lebih mengerikan jika waduk tersebut jebol akibat tidak kuat menahan tekanan sedimentasi lumpur. Jika itu terjadi maka daerah di bawahnya akan terdampak berbagai bencana, mulai dari luapan banjir, gagal panen ikan, krisis air bersih, irigasi rusak total dan serta dapat meluap ke jalan raya/kereta.

"Saya tidak menakut-nakuti. Tapi mari kita bersiap melakukan upaya-upaya pencegahan," katanya.

Salah satu upaya pencegahan yang ia gagas tentu saja penghijauan di sekitar bantaran sungai. Tidak sembarang penghijauan, tapi penghijauan dengan jenis pohon yang bisa bernilai ekonomi untuk pakan ternak.

"Kita kepengin punya sentra-sentra pakan ternak, tapi menanamnya di bantaran sungai untuk menahan erosi agar proses sedimentasi di bantaran sungai bisa kita kurangi," katanya.

Hewan ternak yang dikembangkan bisa berupa bibit unggul, misalnya Kambing Kejobong atau kambing perah seperti Kambing Saanen, Etawa, atau Jawa Randu, sehingga hal ini bisa menjadi sumber penghasilan.

"Sehingga potensi musibah ini bisa menggerakan kita semua menjadi berkah. Semoga ini menjadi titik awal masyarakat bantaran sungai Serayu dari Wonosobo sampai Cilacap menjadi masyarakat sejahtera," tuturnya.

Untuk mengkampanyekan hal ini, pihaknya telah melakukannya kepada kepala daerah di wilayah DAS Serayu. Untuk mensukseskan rencana tersebut, Ia mengajak bupati untuk menggandeng para kepala desa sekitar DAS Serayu untuk mendukung.

"Mari kita berjejaring untuk melakukan penyelamatan DAS. Harapannya nanti kita bisa mengkoordinasikan dengan pemerintah pusat, namun yang paling penting adalah jejaring bersama masyarakat," katanya.

Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menanggapi positif ide tersebut. Ia meminta kepada OPD terkait untuk menggerakan masyarakat. "Jadi ini kaitannya dengan penanaman, bagaimana masyarakat mau menanam tapi mereka harus ada pemberdayaan peternakan," katanya.

Terkait dengan pengolahan pakan ternak ini, menurutnya perlu adanya unit usaha tersendiri, sehingga peternak tidak direpotkan mengambil pakan dari hasil penghijauan tadi. Bupati berharap Purbalingga bisa mendapatkan bantuan alat pengolah pakan ternak sebagai pilot project pembentukan bank pakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement