Reaktivasi Stasiun Tawang, Warga Terima Uang Santunan Dampak Sosial PT KAI
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyerahkan secara simbolis santunan dampak sosial rel kereta api Stasiun Tawang, kepda perwakilan warga, di Kelurahan Tawang Mas, Kecamata Semarang Utara, Kota Semarang, Selasa (17/5). | Foto: Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Uang santunan dampak sosial yang diberikan PT KAI harus dimanfaatkan dengan baik oleh warga penerima. Sehingga santunan yang telah diterima tidak habis sia-sia dan dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya.
Hal ini ditegaskan Guberur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menyerahkan secara simbolis santunan dampak sosial dalam rangka penyediaan tanah untuk reaktivasi jalur kereta api Stasiun Tawang di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.
Secara simbolis, Ganjar menyerahkan santunan tersebut pada perwakilan warga Kelurahan Tanjung Mas. Nilai nominalnya pun beragam, mulai dari miliaran rupiah hingga yang terkecil sebesar Rp 4 juta, untuk sebuah kandang ayam.
“Sebenarnya tanahnya juga milik KAI. Tapi negara tidak asal ‘ayo minggir’ dan pemerintah serius menghargai apa yang sudah ada dalam sejarah di mana masyarakat menempati di situ,” jelasnya.
Maka orang nomor satu di Provinsi Jateng ini juga mengapresiasi Kementerian Perhubungan (kemenhub) yang berkomitmen untuk melibatkan masyarakat dalam reaktivasi jalur kereta api Stasiun Tawang tersebut.
Ia juga berharap, warga yang menerima santunan tersebut bisa mempergunakan uangnya dengan sebaik-baiknya. Kalau memang kebutuhan warga yang menerima adalah rumah, maka dimanfaatkan untuk membangun rumah.
Setelah sudah mendapatkan rumah, baru kebutuhan lainnya. “Insya Allah ini juga jadi ibadah panjenengan, saya titip uangnya jangan dipakai untuk nikah lagi, tapi gunakan untuk yang bermanfaat saja,” tegas Ganjar.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kemenhub, Putu Sumarjaya menyampaikan, total santunan yang diserahkan kepada warga mencapai Rp 15 miliar dan prosesnya telah berlangsung sejak 2021.
“Progres reaktivasi rel dari total dua kilometer, saat ini sudah selesai 1,6 kilometer atau tersisa 400 meter saja. “Kita targetkan 2023 nanti sudah beroperasi,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang warga penerima santunan, Dwi Rohmat (70), mengaku senang akhirnya menerima santunan dampak sosial dari reaktivasi rel Stasiun Tawang tersebut.
Kebetulan santunan yang didapatkannya memang tidak begitu banyak, karena hanya sepetak bengkel. "Nanti uangnya juga akan saya gunakan untuk usaha lagi,” jelasnya.