Rabu 18 May 2022 14:41 WIB

Pemerintah Bayangan Myanmar Minta Bantuan Internasional Persenjatai Pasukan

NUG meminta dukungan yang serupa dengan yang diberikan Barat kepada Ukraina.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
 Patroli kendaraan militer di jalan di Yangon, Myanmar, 01 Februari 2022. Pemerintah bayangan Myanmar Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) telah meminta bantuan internasional untuk mempersenjatai pasukannya untuk melawan pemerintah militer yang berkuasa.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Patroli kendaraan militer di jalan di Yangon, Myanmar, 01 Februari 2022. Pemerintah bayangan Myanmar Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) telah meminta bantuan internasional untuk mempersenjatai pasukannya untuk melawan pemerintah militer yang berkuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pemerintah bayangan Myanmar Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) telah meminta bantuan internasional untuk mempersenjatai pasukannya untuk melawan pemerintah militer yang berkuasa. NUG meminta dukungan yang serupa dengan yang diberikan Barat kepada Ukraina untuk memerangi pasukan Rusia.

"Sikap masyarakat internasional untuk Myanmar adalah dukungan moral bagi kami dan kami berterima kasih untuk itu. Kami akan jauh lebih menghargai jika kami mendapatkan dukungan fisik seperti senjata dan dana," kata Menteri Pertahanan NUG Yee Mon  dalam sambutan tulisan tangan yang diberikan kepada Reuters.

Baca Juga

Yee Mon mengatakan, orang-orang Ukraina dan milisi pro-demokrasi Myanmar semuanya berjuang untuk kebebasan dan memberikan hidup. Namun, melawan tentara Myanmar yang diperlengkapi dengan baik membutuhkan lebih dari sekadar solidaritas internasional.

"Dengan dukungan itu, kita akan dapat mengakhiri revolusi lebih cepat, meminimalkan hilangnya orang dan harta benda mereka," ujar Yee Mon.

Sekutu Barat telah mempersenjatai pejuang di Ukraina untuk melawan invasi Rusia yang disebut sebagai "operasi militer khusus". Sedangkan Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada awal tahun lalu dan milisi di Myanmar kebanyakan bersenjata ringan, menggunakan senapan yang belum sempurna dan bahan peledak buatan sendiri untuk melawan militer yang diperlengkapi dengan baik.

NUG kemudian mendeklarasikan "perang defensif rakyat" di pedesaan tahun lalu. Tindakan itu untuk menahan upaya militer untuk mengkonsolidasikan kekuasaan setelah tindakan keras mematikan selama berbulan-bulan terhadap protes pro-demokrasi. Sedangkan Junta telah menyatakan NUG sebagai teroris.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan dalam surel, AS terus menekan junta untuk mengakhiri kekerasan dan bekerja dengan mitra untuk memulihkan jalan negara menuju demokrasi. Namun Washington tidak akan memberikan senjata atau bentuk dukungan militer apa pun kepada kelompok, individu, atau organisasi.

Pernyataan Yee Mon datang beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri NUG Zin Mar Aung mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah di AS. Mereka melakukan pembicaraan di sela-sela pertemuan puncak internasional ASEAN-US Special Summit (AUSS).

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement